REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Terminal Petikemas Surabaya (TPS) mengkonversi cahaya sinar matahari menjadi energi listrik menggunakan solar panel. Ini sebagai bentuk komitmen TPS menjadi perusahaan peduli lingkungan.
Kepala Humas TPS, Muchammad Soleh mengatakan, fengan memperbanyak solar panel, maka TPS turut berkontribusi untuk mengurangi pemakaian listrik dengan menggunakan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Soleh menjelaskan, TPS memasang solar panel pada dua titik, yaitu di atap parkiran mobil yang ada di depan gedung lama dan di atas sub station yang berada di sebelah kanan gedung baru. Daya yang dihasilkan pada kedua titik ini dialirkan untuk charger baterai forklift sebesar 8,1 kWp (kilowatt-peak), untuk listrik yang ada di parkiran mobil gedung lama sebesar 200 Wp.
"Sementara 100 Wp dialirkan untuk listrik di area shuttle bus dermaga, di depan Sub Station nomor 3 dermaga dialiri daya 50 Wp. Daya yang dihasilkan juga dipergunakan untuk warning light sebesar 2 x 50 Wp, sementara daya yang digunakan untuk penerangan jalan umum sebesar 100 x 9 Wp," kata Soleh melalui siaran persnya, Jumat (26/7).
Soleh mengaku, kesadaran TPS untuk melakukan diet listrik ini dilatarbelakangi fakta bahwa listrik merupakan elemen yang vital bagi setiap orang, instansi dan perusahaan. Dimana setiap kegiatan membutuhkan listrik. Seiring bertambahnya industri, kebutuhan listrik pun semakin meningkat. Padahal 90 persen pembangkit listrik berasal dari fosil batu bara yang merupakan energi tak terbarukan.
"Maka sangat penting untuk melakukan diet listrik dengan menggunakan energi alternatif seperti solar panel yang tidak memunculkan emisi zat rumah kaca. Seperti ketika menggunakan listrik yang berbahan bakar fosil," ujar Soleh.
Seperti diketahui, solar panel merupakan alat pengkonversi panas matahari menjadi tenaga listrik. Awalnya panas matahari akan ditangkap oleh panel lalu diolah menggunakan teknologi photovoltaic kemudian diubah mejadi energi listrik tanpa harus menggunakan bahan bakar fosil.