REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN -- Setelah beberapa kali terduga teroris ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri di wilayah Pasuruan, jajaran Kepolisian Resor Pasuruan aktif memberikan khutbah di masjid. "Saat shalat Jumat, jajaran polres dan polsek disebar di masjid, subuh bersama juga dilibatkan di masjid, khususnya yang ada indikasi," ujar Wakapolres Pasuruan Kompol Supriyono di Mapolres Pasuruan, Kamis.
Untuk mencegah penyebaran paham radikal di kalangan anak muda, jajaran polres juga turun ke sekolah-sekolah memberikan masukan dan arahan tentang radikalisme dan bahayanya. Pengawasan pun dilakukan di ranah siber lantaran maraknya penggunaan media sosial dan aplikasi perpesanan untuk penyebaran paham radikal, khususnya terhadap generasi muda.
Ia menuturkan terakhir seorang terduga teroris menyembunyikan barang bukti, tetapi kemudian meledak sehingga keluarga terduga teroris yang menjadi korban. Pelaku selanjutnya melarikan diri, tetapi gagal dan tertangkap Densus 88.
"Itu orang luar yang ngontrak di sini. Mereka jaringan dan sudah beberapa ditangkap," tutur Supriyono.
Seorang pria berinisial MNU yang merupakan anggota DPRD Kabupaten Pasuruan periode 2014-2019 pun pernah diamankan Densus 88 di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda, Surabaya. Berdasarkan penelusuran di sejumlah laman, MNU terpilih menjadi wakil rakyat mewakili daerah pemilihan IV yang kesehariannya anggota Komisi IV dari fraksi gabungan (PPP-PKS-Hanura).
"Penyebar pemahaman radikal di sini sudah ditangkap-tangkapin oleh Densus 88, tetapi kami tetap waspada dan mencegah penyebaran paham radikal," ucap Supriyono.