Kamis 25 Jul 2019 17:54 WIB

Produk Asuransi Pertanian Kurang Laku di Indramayu

Wilayah pertanian di Indramayu selama ini rawan mengalami bencana

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nidia Zuraya
Lahan pertanian warga  yang mengering.
Foto: Republika/ Wihdan
Lahan pertanian warga yang mengering.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Luas areal pertanian di Kabupaten Indramayu yang terlindungi asuransi pertanian, masih minim. Padahal, daerah tersebut selama ini rawan mengalami bencana yang berpotensi pada gagal panen (puso).

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, Takmid, menyebutkan, luas areal persawahan di Kabupaten Indramayu yang terlindungi asuransi pertanian baru sekitar 25 ribu hektare. Padahal, realisasi luas tanam padi di musim gadu saat ini mencapai sekitar 110 ribu hektare.

Baca Juga

‘’Ya, masih minim,’’ ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, Takmid, Kamis (25/7).

Takmid mengungkapkan, kondisi itu disebabkan masih rendahnya kesadaran petani untuk mendaftar asuransi pertanian. Padahal, premi yang dibayarkan petani hanya sebesar Rp 36 ribu per hektare per musim.

‘’Petani kita saat diajak ikut asuransi, kadangkala banyak alasan itu dan ini. Giliran kena kekeringan, menuntut minta bantuan,’’ ujar Takmid.

Meski demikian, Takmid menyatakan, pihaknya terus mensosialisasikan kepada petani agar  mau ikut asuransi pertanian. Asuransi pertanian itu sebagai bentuk proteksi saat lahan mereka mengalami gagal panen.

Seperti saat ini, berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, luas tanaman padi di Kabupaten Indramayu yang mengalami gagal panen (puso) akibat kekeringan per 24 Juli 2019 sudah mencapai 5.666 hektare.

Selain itu, tanaman yang mengalami kekeringan berat mencapai 4.218 hektare, kekeringan sedang 2.436 hektare dan kekeringan ringan 3.184 hektare. Adapula tanaman yang terancam kekeringan seluas 6.935 hektare.

Sementara itu, Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, mengakui masih minimnya petani di daerahnya yang ikut asuransi pertanian. Dia pun menilai, hal tersebut akibat ketidakpahaman petani mengenai manfaat asuransi pertanian.

Sutatang mengakui, Dinas Pertanian setempat sebenarnya sudah mensosialisasikan mengenai asuransi tersebut. Namun, sosialiasi itu belum sampai kepada semua petani.

‘’Kalau kelompok-kelompok tani sudah paham. Tapi untuk petani penggarap, kadang sosialisasi tidak sampai ke mereka,’’ terang Sutatang.

Sutatang berharap, para petani di Indramayu akan semakin banyak yang ikut asuransi pertanian. Pasalnya, areal pertanian di Indramayu rawan mengalami gagal panen jika terjadi cuaca ekstrim. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement