Kamis 25 Jul 2019 15:59 WIB

BPBD Kabupaten Semarang Salurkan 38 Tangki Air Bersih

Tiga wilayah kecamatan yang terdampak kekeringan telah disalurkan air bersih

Rep: Bowo pribadi/ Red: Esthi Maharani
Petani menunjukkan tanaman padi miliknya yang rusak akibat kekeringan
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Petani menunjukkan tanaman padi miliknya yang rusak akibat kekeringan

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Sebanyak 38 tangki air bersih bantuan penanganan bencana kekeringan yang disiapkan  Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang telah disalurkan kepada warga yang membutuhkan. Penyaluran bantuan air bersih yang dilakukan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang tersebut, telah terdistribusi di tiga wilayah kecamatan yang terdampak krisis air bersih.

“Masing- masing di Kecamatan Bringin, Kecamatan Bancak serta Kecamatan Pringapus,” ungkap Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (25/7).

Ia mengungkapkan, jika disetarakan dengan volume, bantuan air bersih yang disalurkan untuk penanggulangan bencana kekeringan di wilayah Kabupaten Semarang ini telah mencapai sebanyak 190 ribu liter.

Rinciannya, penyaluran untuk Kecamatan Bringin mencapai 18 tangki atau setara 90 ribu liter, Kecamatan Bancak sebanyak 12 tangki atau 60 ribu liter dan untuk Kecamatan Pringapus sebanyak delapan tangki atau 40 ribu liter.

“Total jumlah penyaluran bantuan air bersih sebanyak 38 tangki yang disalurkan BPBD Kabupaten Semarang tersebut, terhitung sampai dengan hari Kamis ini,” jelasnya, melalui sambungan telepon.

Heru juga menjelaskan, untuk penanggulangan bencana kekeringan akibat dampak musim kemarau tahun 2019 ini, Pemkab Semarang telah mengalokasikan anggaran hingga Rp 55.307.500. Sesuai estimasi jumlah anggaran tersebut cukup untuk penyiapan sebanyak 307 tangki air bersih. Dari jumlah 307 tangki air bersih ini baru terserap atau tersalurkan sebanyak 38 tangki di antaranya.

Ia juga memprediksi, penyerapan bantuan air bersih untuk penanggulangan bencana kekeringan yang disiapkan tersebut akan terus bertambah seiring dengan berlangsungnya puncak musim kemarau nanti.

“Berdasarkan prakiraan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika, puncak musim kemarau di wilayah Kabupaten Semarang diperkirakan bakal berlangsung pada bulan Agustus hingga bulan September nanti,” tandas Heru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement