Kamis 25 Jul 2019 13:37 WIB

Soal Ketua MPR, Demokrat Masih Menunggu SBY

Demokrat masih berharap bisa berkoalisi dengan PDIP untuk posisi ketua MPR.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan.
Foto: Republika/Mimi Kartika
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat akan membahas sosok yang akan diajukan untuk mengisi posisi Ketua MPR RI pada September. Saat ini, mereka belum menentukan siapa kader partai yang akan diajukan untuk menduduki jabatan yang kini jadi rebutan tersebut.

"Ini hanya pemikiran, belum dibicarakan di Partai Demokrat. Tergantung Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) nanti. Belum tahu (sosok seperti apa), September kali ya (pembahasan dilakukan)," ujar Syarief saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (25/7).

Baca Juga

Sebelumnya, Syarief mengatakan, sistem paket membuka peluang bagi partainya untuk ikut masuk dalam formasi pimpinan MPR. Karena itu, kata Syarief, Demokrat berharap bisa mengamankan 'kesepakatan' dengan PDIP dalam musyawarah pimpinan MPR melalui sistem paket.

''Kalau saja terjadi ketua DPR-nya adalah PDIP, mungkin bagus juga kalau Ketua MPR-nya itu dijabat oleh partai Demokrat," kata Syarief di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Senin (22/7).

Syarief mengatakan sistem tersebut pernah diterapkan pada 2009 semasa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai Presiden RI. Sebagai partai pemenang Pemilu, Demokrat menduduki kursi pumpinan DPR. Namun, kata Syarief, ada kesepakatan dengan PDIP sehingga PDIP menjadi Ketua MPR.

Syarief mengharapkan sejarah tersebut kembali terulang dalam periode 2019-2024. ''Jadi kalau saja ya, dan bila teman-teman setuju dan PDIP juga setuju, mudah-mudahan,'' katanya.

Demokrat, lanjut Syarief, menyatakan siap bila PDIP mengajak untuk bergabung dapam paket pimpinan MPR. Syarief mengakui Demokrat memang mengharapkan posisi pimpinan MPR. Namun, Demokrat juga memantau dan menunggu perkembangan lobi politik dalam musyawarah pimpinan MPR.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement