REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pers Agus Sudibyo menyebut sejumlah wartawan dan media sempat tidak normal pada masa Pemilu 2019. "Kalau dalam situasi normal media itu netral dan independen, media menulis dengan proprosional berdasarkan kode etik jurnalistik. Kemarin itu kan abnormal," ujar Agus usai diskusi bersama insan media, Rabu (24/7).
Menurutnya, pada masa kampanye hingga putusan MK terkait perselisihan hasil pemilu khususnya pilpres, banyak media dan wartawan yang cenderung berpihak bahkan turut menyebarkan hoaks dan informasi yang spekulatif tanpa verifikasi dan konfirmasi. "Banyak media berpihak baik pada pihak sana maupun pihak sini. Itu sesuatu yang sebenarnya tidak bisa ditoleransi, tapi sudah terjadi," kata Agus.
Oleh karena itu, lanjut dia, pascapemilu dan keadaan yang mulai aman media harus kembali pada fungsi sebenarnya yakni menjalankan fungsi kontrol terhadap kekuasaan. "Sekarang pemilu sudah selesai, dua kubu sudah melakukan rekonsiliasi, di situlah media harus kembali pada khitahnya sebagai kekuatan keempat demokrasi," lanjutnya.
Agus juga mengharapkan media tidak berfokus mengkritik pemerintah, namun juga penguasa lainnya di DPR hingga partai politik. "Media harus menjalankan fungsi kritik pada kekuasaan, tapi kekuasaannya diperluas bukan hanya pemerintah tapi juga pada DPR dan partai politik yang semuanya simbol kekuasaan," katanya.