Senin 22 Jul 2019 12:12 WIB

Harga Cabai Merah di Bali Tembus di Atas Rp 80 Ribu Per Kg

Sepekan terakhir, harga jual cabai merah di pasar tradisional di Bali merangkak naik

Ilsutrasi cabai merah
Ilsutrasi cabai merah

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Bali menembus angka di atas Rp 80 ribu per kilogram (kg). Minimnya pasokan dari dalam dan luar daerah menjadi penyebab meroketnya harga cabai merah di Bali.

"Dalam seminggu terakhir ini harga cabai di Bali memang mahal karena pasokan dari Bali sedikit dan dari Jawa juga tidak ada," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali Putu Astawa, di Denpasar, Senin (22/7).

Baca Juga

Di sejumlah pasar tradisional di Denpasar, Bali, rata-rata harga cabai rawit merah pada Senin (22/7) sudah di atas Rp 80 ribu, seperti di Pasar Badung (Rp 84.000), Pasar Nyanggelan (Rp 85 ribu) dan Pasar Agung (Rp 82.500). Kecuali di Pasar Kereneng yang harganya dipatok Rp 77.500 per kg.

Pada hari sebelumnya, rata-rata harga cabai rawit merah juga sudah mencapai Rp 81.500 pada sejumlah pasar tradisional di Ibu Kota Provinsi Bali itu. Menurut Astawa, harga yang tidak jauh berbeda juga terjadi di pasar-pasar tradisional di kabupaten lainnya di Pulau Bali.

Sedangkan untuk harga cabai rawit hijau perkilogram di kisaran Rp 55 ribu, seperti di Pasar Badung (Rp 55 ribu), Pasar Nyanggelan (Rp 57 ribu), Pasar Kereneng (Rp 56 ribu) dan Pasar Agung (Rp 54 ribu).

Sementara itu untuk harga cabai merah besar untuk perkilogramnya masih lebih rendah dibandingkan harga cabai rawit merah yakni di Pasar Badung (Rp 52 ribu), Pasar Nyanggelan (Rp 52.500), Pasar Kereneng (Rp 50 ribu), dan Pasar Agung (Rp 50 ribu).

"Dalam seminggu terakhir, harga cabai rawit merah yang kami pantau sudah di atas Rp 70.000, padahal kalau hari biasa paling mahal Rp 25.000 untuk satu kilogramnya, sedangkan harga cabai besar berkisar Rp 30.000," ucap Astawa.

Langkanya pasokan cabai di Bali, tambah Astawa, karena banyak tanaman cabai yang terkena penyakit jamur akibat cuaca yang dingin. "Di Bali, cabai rawit banyak ditanam di daerah Kabupaten Klungkung, sedangkan cabai besar sentranya di daerah Plaga, Petang, Kabupaten Badung dan di kawasan Besakih, Kabupaten Karangasem," ujarnya.

Astawa mengatakan, sebelumnya cabai juga banyak dipasok dari beberapa daerah di Pulau Jawa seperti dari Brebes, Jawa Tengah dan Banyuwangi, Jawa Timur. Tetapi di sana produksinya juga menurun karena sama terkena penyakit jamur.

"Kami juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Tanaman Pangan supaya bisa diupayakan penyediaan cabai di Bali dan mungkin dalam sepekan ke depan diupayakan penambahan cabai di dalam daerah," kata mantan Kepala Bappeda Litbang Provinsi Bali itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement