Ahad 21 Jul 2019 12:28 WIB

Pemprov Sumsel Turunkan Tim Investigasi Kasus MOS

Gubernur Sumsel tak ingin kasus dugaan kekerasan MOS SMA terjadi lagi

Tersangka Pelaku inisial OP (tengah) ditampilkan saat rilis kasus tewasnya siswa saat Masa Orientasi Sekolah (MOS) SMA Taruna Indonesia di Mapolresta Palembang, Sumsel, Senin (15/7/2019).
Foto: Antara/Feny Selly
Tersangka Pelaku inisial OP (tengah) ditampilkan saat rilis kasus tewasnya siswa saat Masa Orientasi Sekolah (MOS) SMA Taruna Indonesia di Mapolresta Palembang, Sumsel, Senin (15/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan menurunkan tim investigasi untuk menyelidiki kasus Masa Orientasi Sekolah SMA Nusantara Palembang yang menelan dua orang korban jiwa.Pemprov menurunkan tim investigasi untuk menyelidiki kasus dugaan kekerasan saat pelaksanaan MOS di sekolah tersebut.

Menurut Gubernur Sumsel Herman Deru, pihaknya tidak mau kejadian semakin berlarut dan kembali berulang sehingga perlu menurunkan tim investigasi. Apalagi dua orang siswa meninggal diduga karena korban MOS yang dilaksanakan lalu sehingga itu tidak boleh terulang.

Baca Juga

Gubernur meminta khusus tim yang dibentuk agar dapat menyelesaikan masalah tersebut.

Ia mengatakana, tim investigasi komprehensif ini terdiri dari orang tua, dewan pendidikan kota, dewan pendidikan provinsi kita libatkan semua. Jumlah tim maksimal sembilan orang diketuai oleh Kadis Pendidikan.

Setelah pihaknya mendapatkan kabar tentang telah meninggalnya Wiko, Gubernur meyakinkan kepada masyarakat dan keluarga bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam atas kejadian ini.

"Untuk proses hukum itu akan terus, digiring sedemikian rupa sehingga pihak kepolisian dapat segera mengembangkan apa yang sudah ditetapkan kemarin ada satu sebagai tersangka karyawan dari Sekolah Taruna Indonesia tersebut. Dan ini yang tadinya dikabarkan kritis ananda Wiko ini ternyata juga kembali kepada sang khalik," tuturnya, Ahad (21/7)

Jika persoalan ini merupakan kesalahan oknum maka Ia serahkan hukumnya berjalan dan ditegakan seadil-adilnya kepada penegak hukum baik itu kepolisian maupun kejaksaan. Sekarang lagi dibuat tim untuk menyelidiki secara detail kenapa oknum itu bisa berbuat begitu apakah memang ada prosedur yang memang dibuat oleh lembaga.

Inilah yang sedang diselidiki dengan menurunkan tim yang diharapkan dalam waktu dekat akan dapat menyimpulkan. Jadi bila itu kesalahan lembaga maka akan diberikan sanksi yang setimpal dan tim mulai berkerja besok, Senin (22/7).

Kejadian ini diharapkan menjadi pelajaran bagi seluruh penyelenggara pendidikan bahwa untuk menuntut kedisipinan siswa tidak juga harus dengan kekerasan. Sementara untuk Diknas Provinsi Sumsel ia mengimbau agar masa orientasi siswa itu seluruh format nya diubah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement