Jumat 19 Jul 2019 09:33 WIB

Aparat Belum Ditarik dari Register 45 Mesuji

Ratusan personel polisi dan TNI terus melakukan penjagaan dan penyisiran di lokasi

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Esthi Maharani
Tanah di Register 45 Mesuji, Bandar Lampung. (ilustrasi)
Foto: antaralampung.com
Tanah di Register 45 Mesuji, Bandar Lampung. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Meski kondisi keamanan sudah mulai pulih di lokasi pascabentrok antarkampung di lahan Register (hutan negara) 45, Sungai Buaya, Kabupaten Mesuji, Lampung, namun ratusan aparat kepolisian dan TNI masih bertahan dan bersiaga hingga Jumat (19/7) pagi.

Ratusan polisi dari Brimob Polda Lampung dan Polda Sumsel bersenjata dibantu anggota TNI bersenjata lengkap, tetap bertahan di lokasi bentrok. “Belum ditarik, masih berjaga dan bersiaga di lokasi (bentrok),” kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad di Bandar Lampung, Jumat (19/7).

Menurut dia, ratusan personel polisi dibantu TNI terus melakukan penjagaan dan penyisiran di lokasi bentrok antarkampung kawasan Register 45. Upaya penjagaan dan penyisiran petugas, ujar dia, untuk meredam konflik di masyarakat agar tidak berlanjut pascabentrok yang menelan korban jiwa dan luka-luka.

Polda Lampung menurunkan 500 personel Brimob di lokasi bentrok sejak Rabu malam hingga Jumat. Sedangan Polda Sumsel juga diterjunkan di TKP sebanyak 130 personel. Penempatan personel polisi di lokasi untuk meredam potensi bentrok fisik susulan, karena kedua belah pihak menjadi korban.

Bentrok fisik antarkampung terjadi di lahan Register 45 Sungai Buaya Kabupaten Mesuji, Lampung, Rabu (17/7) siang. Bentrok antarwarga Kampung Mekar Jaya Abdi (Mesuji), dan warga Pematang Panggang (Mesuji Raya) Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel.

Tiga orang meninggal di lokasi kejadian, dan 10 korban dari kedua belah pihak mengalami luka berat dan ringan. Korban luka-luka dilarikan ke RS Bhayangkara Kota Bandar Lampung.

Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, jajaran polda, pemkab, dan pemprov tersebut melakukan mediasi dengan kelompok warga yang bertikai. Mediasi dilakukan bersama tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat.

“Sekarang masih dilakukan upaya mediasi dan rekonsiliasi melibatkan tokoh masysarakat dan tokoh agama setempat,” kata Pandra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement