REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Puluhan kambing terlihat berkeliaran dan memakan sisa – sisa sampah di pusat jual –beli hewan kurban Jalan Sabeni, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Berdasarkan pantauan Republika.co.id kambing–kambing tersebut meyantap mulai dari sampah organik sampai anorganik.
Menanggapi kondisi tersebut, pakar kesehatan masyarakat veteriner Dr. drh. Denny W. Lukman menjelaskan hewan tersebut sudah tak layak untuk dikonsumsi. Apalagi, jika nantinya kambing pemakan sampah itu dijual sebagai hewan kurban.
“Sampah dapat mengandung kuman–kuman dan penyakit yang bisa mempengaruhi kesehatan hewan dan bisa berdampak pada konsumen,”ujarnya kepada Republika.co.id, Jakarta, Kamis (18/7).
Sejumlah kambing memakan sampah - sampah di tempat pembuangan sampah di Jalan Sabeni. Para pedagang di pusat pasar kambing ini terpaksa membiarkan hewan ternaknya memakan sampah karena sulitnya mencari rumput di Ibu Kota, Rabu (17/7).
Selain itu, ia juga menjelaskan ‘kambing sampah’ bisa tercemar oleh limbah atau bahan kimia yang berbahaya seperti logam berat yang dapat menjadi residu pada daging. Denny menghimbau semua pihak untuk berkurban dengan memperhatikan aspek halal, thoyyib (sehat, higienis dan bersih) dan ihsan (berbuat baik pada hewan yang akan dijadikan hewan kurban).
Saat dikonfirmasi terkait adanya hewan kurban pemakan sampah di Jakarta, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas KPKP DKI Jakarta Sri Hartati mengatakan, pihaknya akan segera melakukan peninjauan ke lokasi tempat kambing pemakan sampah tersebut.
“Kami akan segera meninjau ke lokasi,”ujarnya.
Ia juga mengatakan, untuk menghilangkan kekhawatiran masyarakat akan hewan kurban pemakan sampah yang diperjual belikan di Ibu Kota. Dinas KPKP telah memiliki program rutin yang dilakukan H-1 hingga H + 3 Idul Adha yakni membuka pemeriksaan gratis terhadap hewan kurban.
Hal ini dilakukan untuk mencegah penyakit berbahaya yang menjangkit hewan yang akan disembelih. Nantinya, lanjut dia, hewan yang telah melalui pemeriksaan akan mendapatkan surat jaminan kesehatan sebagai jaminan kualitas hewan kurban.