REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung terus mengupayakan pengelolaan Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Gedebage, Kota Bandung. Tersendatnya pengelolaan GBLA berawal dari belum adanya serah terima dari PT Adhikarya ke Pemerintah Kota Bandung.
"Jadi GBLA ini dibangun melalui tiga tahap, tahap pertama itu sudah serah terima dari Adhikarya ke Pemkot. Tahap kedua belum, tahap ketiga itu sudah diserahkan," kata Yana di GBLA, Rabu (17/7).
Tahap pertama merupakan bagian lapangan sepak bola dan bangunan bagian bawah stadion. Tahap kedua, disebut Yana sebagai bagian atas stadion yang meliputi tribun atas. Sedangkan tahap ketiga adalah bagian luar dari stadion.
"Tahap kedua ini, berdasarkan temuan dari BPK ada wanprestasi sekitar Rp 4,7 miliar," kata Yana.
Hingga saat ini, Yana mengakui belum ada di titik temu dari PT Adhikarya dan Pemkot Bandung. Yana menyebut, PT Adhikarya mengklaim sudah selesai semua. Namun Pemkot terhalangi oleh temuan BPK tersebut.
"Oleh karena itu kita membuka kembali komunikasi dengan Adhikarya. Mudah-mudahan bisa serah terima tahap kedua ini," katanya.
Akibat hal tearsebut, GBLA tidak pernah digunakan untuk kegiatan sepak bola. Terakhir, Persib Bandung menggunakan GBLA pada September 2018 lalu.
"Pemkot meyakinkan masyarakat bahwa GBLA ini bisa dimanfaatkan secara aman, nyaman. Mudah-mudahan kalau kita lihat struktur memungkinkan ini menjadikan standar FIFA dan UEFA," katanya.
Termasuk soal penggunaan GBLA sebagai salah satu stadion untuk gelaran Piala Dunia U-20 pada 2021 mendatang. Yana meminta dukungan semuanya selesai agar GBLA bisa andil dalam pagelaran sepak bola terbesar di dunia itu.
"Ini kan dalam waktu dekat kita ingin yakinkan dulu prosesnya tadi, serah terima dulu. Ya doakan sajalah, saya yakin Pak Wali terus mendorong," katanya.