Selasa 16 Jul 2019 17:09 WIB

Polri: JI Memiliki Basis Massa Terbesar di Jabar

JI enggan mengikuti pola JAD, lebih memilih menguatkan kondisi finansial.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo memberikan keterangan kepada wartawan terkait kasus penanganan teroris Kalimantan Tengah (Kalteng).di Mabes polri, Jakarta, Selasa (25/6/2019).
Foto: Antara/Reno Esnir
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo memberikan keterangan kepada wartawan terkait kasus penanganan teroris Kalimantan Tengah (Kalteng).di Mabes polri, Jakarta, Selasa (25/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) memiliki basis massa terbesar di Jawa Barat. Pengaruh di sana dinilai cukup kuat.

"Memang paling kuat di Jawa Barat. Pengaruhnya signifikan," kata Brigjen Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (16/7).

Baca Juga

Selanjutnya di Jawa Tengah dan di sebagian Jawa Timur disebut sebagai wilayah dengan basis massa kedua dan ketiga terbesar bagi JI. Kemudian di Sumatera. Kalimantan dan Sulawesi, namun pengikutnya tidak banyak. "Ada juga (pengikut) yang di Papua Barat," katanya.

Berbeda dengan organisasi teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD), JI enggan mengikuti pola JAD yang kerap melancarkan serangan teror, baik yang dilakukan oleh pelaku tunggal maupun secara kelompok.

JI lebih memilih untuk menguatkan kondisi finansialnya serta memastikan struktur organisasinya diduduki oleh orang-orang berintelektual. "Penguatan organisasi dulu. Pembenahan ekonomi. Kalau sudah kuat, maka dia akan melakukan (mendirikan negara) khilafah," katanya.

JI diketahui melakukan pendekatan ke berbagai lapisan masyarakat. JI menyebarkan pahamnya melalui pendekatan pengajian. Selain itu JI juga berusaha meraih simpati melalui pendekatan ke partai politik.

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri menangkap tersangka teroris Para Wijayanto di Kota Bekasi, Jawa Barat pada 29 Juni 2019. Para diketahui menjadi amir atau pemimpin JI sebelum akhirnya ia ditangkap Densus.

Dia buronan kelas kakap yang terlibat banyak kasus terorisme, mulai dari kasus bom Bali, kasus bom Natal, kasus bom Kedutaan Besar Australia dan sejumlah kasus teror lainnya. "PW (Para Wijayanto) sudah ditetapkan DPO (daftar pencarian orang) dua kali. Tapi baru kali ini tertangkap," katanya

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement