REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gempa bumi bermagnitudo 5,8 yang berpusat di Bali, Selasa (16/7) getarannya terasa juga di Lombok. Akibat gempa ini semua siswa sekolah dasar (SD) yang ada di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, dipulangkan.
"Kebijakan ini kita ambil untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, dan antisipasi gempa susulan," kata Fitri salah seorang guru SDN 1 Mataram di Mataram, Selasa (16/7).
Saat memberikan kebijakan pulang lebih awal, para siswa tidak dibiarkan pulang begitu saja. Akan tetapi para siswa diminta untuk menunggu jemputan dari orang tua masing-masing.
Setelah dipastikan sudah ada yang menjemput, barulah siswa diperbolehkan pulang. Sedangkan siswa yang rumahnya berada dekat dari lingkungan sekolah, dipastikan dulu orang tuanya sedang berada di rumah atau tidak.
"Hal itu kita berlakukan untuk memberi jaminan keamanan dan keselamatan kepada anak-anak," kata Fitri.
Saluna, siswa kelas III SDN 1 Mataram, mengatakan saat gempa dia dan teman-temannya sedang berada di dalam ruang belajar. Begitu terjadi gempa mereka berhamburan ke luar ruangan menuju lapangan sekolah.
"Ada beberapa temen kita yang menangis karena takut seperti gempa Agustus lalu," tuturnya.
Dari hasil pantauan, rata-rata kondisi serupa terjadi di sejumlah SD dan taman kanak-kanak (TK). Para orang tua juga ikut panik dan spontan menjemput putra-putrinya di sekolah masing-masing.