REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJSTK) Jawa Barat menjalin kerja sama dengan Perum Jasa Tirta II. Kerja sama ini untuk kolaborasi bidang keselamatan kerja di Waduk Jatiluhur. Salah satunya untuk menyasar perlindungan kerja bagi peternak ikan di Waduk Jatiluhur.
Deputi Direktur Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Jawa Barat Kuswahyudi mengatakan melalui kerja sama ini kedua belah pihak akan saling mendukung dalam peningkatan kinerja kedua pihak sesuai tugas dan fungsinya. Kuswahyudi mengatakan BPJS Ketenagakerjaan terus memperluas cakupan kepesertaan di Indonesia terutama pegawai pemerintahan tingkat Kementerian dan Lembaga serta instansi BUMN maupun BUMD di Jawa Barat.
Salah satunya adalah Perum Jasa Tirta (PJT) II dan komunitas yang berada di sekitar waduk Jatiluhur. Sehubungan hal itu, Kuswahyudi berharap pihaknya dapat melaksanakan sosialisasi sebanyak mungkin perihal program BPJSTK dan manfaatnya pada masyarkat pekerja maupun di lingkungan kerja PJT II.
Pihaknya bersama PJT II juga turut berkontribusi dalam memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar khususnya pengembangan pariwisata di Waduk Jatiluhur. Waduk Jatiluhur adalah terbesar di Indonesia dan dikelola PJT II sehingga dapat meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat sekitarnya.
“Untuk itu, BPJSTK bersama dengan PJT II melakukan kolaborasi terkait dengan perlindungan bagi pelaku UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) dan peternak ikan kolam jaring apung yang ada disekitar waduk,” kata Kuswahyudi dalam siaran persnya, Senin (15/7).
Ia menuturkan, PJT II juga membangun sinergi kelembagaan dalam dukungan implementasi jaminan sosial ketenagakerjaan bagi masyarakat pekerja yang berada dilokasi sekitar Waduk Jatiluhur serta ikut andil dalam pelaksanaan aktivitas kerja dengan memperhatikan aspek penekanan angka kecelakaan kerja. Perum Jasa Tirta II sendiri telah mendaftarkan jajaran direksi, dewan pengawas hingga pekerjanya pada program BPJS Ketanagakerjaan sebanyak 2.297 pekerja.
“BPJS Ketenagakerjaan berharap dapat menambah kesepertaan sekitar 30 ribu dari sektir pekerja jaring ikan dan UMKM,” ujarnya.
Mengenai dukungan pada sektor pariwisata di Jatiluhur, menurut Kuswahyudi, terlihat dalam kegiatan stand up paddle board yang dilakukan oleh jajaran PJT dengan mengundang komunitas SUP Indonesia (SUP.Id) yang akan mengikuti event BPJS Ketenagakerjaan Belitung Geopark International Stand Up Paddle and Kayak Marathon di Tanjung Kelayang, Belitung pada 2-4 Agustus yang akan datang.
“Jika pengembangan sektor wisata air tersebut terwujud, maka akan memberikan manfaat lain seperti meningkatkan fungsi sosial hingga fungsi konservasi atau penataan lingkungan,” katanya.