REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap hingga 14 Juli 2019 telah menyalurkan bantuan air bersih untuk 10.996 keluarga yang terdampak kekeringan. Keterangan itu diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy.
"Mereka merupakan warga dari 24 desa di 10 kecamatan yang terdampak kekeringan. Jumlah bantuan air bersih yang telah kami salurkan mencapai 79 tangki," katanya di Cilacap, Senin (15/7).
Menurut dia, bantuan air bersih yang dikirimkan tersebut tidak hanya bersumber dari APBD Kabupaten Cilacap. Bantuan air juga berasal dari program pertanggungjawaban sosial (CSR) perusahaan maupun organisasi dan instansi lainnya.
Wilayah yang terdampak kekeringan meliputi satu desa di Kecamatan Kampung Laut, dua desa di Bantarsari, tujuh desa di Patimuan, dan lima desa di Kawunganten. Ada pula tiga desa di Gandrungmangu, satu desa di Jeruklegi, dua desa di Karangpucung, satu desa di Cimanggu, satu desa di Kesugihan, dan satu desa di Cipari.
Dia mengakui alokasi bantuan air bersih dari APBD Kabupaten Cilacap sangat terbatas karena hanya sebanyak 110 tangki. Pihaknya terus berupaya menggandeng dunia usaha maupun organisasi dan instansi lainnya untuk ikut memberikan bantuan tersebut bagi warga yang membutuhkan.
"Sudah ada beberapa pihak yang siap membantu kami untuk memberikan bantuan air bersih. Bantuan air bersih akan disalurkan jika ada surat permohonan dari pemerintah desa yang diketahui camat setempat," ujarnya.
Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau di Kabupaten Cilacap akan berlangsung pada Agustus. Sementara berdasarkan hasil pemetaan, kata Tri, di Kabupaten Cilacap terdapat 65 desa di 15 kecamatan yang rawan kekeringan. "Semoga wilayah terdampak kekeringan tidak terus bertambah," katanya.