Sabtu 13 Jul 2019 19:41 WIB

Mantan Mendikbud: Profesi Peneliti Sejarah Kurang Diminati

Mantan Mendikbud Wardiman Djojonegoro sebut profesi peneliti sejarah kurang diminati

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Christiyaningsih
Wardiman Djojonegoro (kiri) saat mengisi seminar nasional di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Foto: Dokumen.
Wardiman Djojonegoro (kiri) saat mengisi seminar nasional di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) era Soeharto, Wardiman Djojonegoro, berpendapat profesi peneliti sejarah kurang diminati di masyarakat. Karena itu, jumlahnya pun sangat kurang di era masa kini.

"Ya minatnya kurang, bukan sejarah tapi topik lain jumlah peneliti juga kurang," kata Wardiman kepada wartawan di SMPN 20 Kota Malang, Sabtu (13/7).

Baca Juga

Menurut Wardiman, kurangnya minat menjadi peneliti juga terjadi pada tingkat membaca. Kegemaran masyarakat terhadap kegiatan membaca buku masih sangat kurang. Hal ini, kata dia, tentu menjadi tugas pemerintah dalam menemukan solusinya.

Untuk menghadapi situasi ini, Wardiman menilai guru sejarah harus menyampaikan pembelajarannya semenarik mungkin. Begitu pula dalam mendorong para generasi muda untuk menjadi peneliti.

"Menjadi peneliti itu panggilan juga, bulan langsung menjadi peneliti. Ini sama seperti bagaimana untuk senang baca buku itu enggak gampang," tegasnya.

Guru IPS SMP Negeri 20 Kota Malang, Budiarti Andjajani, berpendapat kurangnya minat sejarah bukan karena gaya mengajar guru yang kurang menarik. Sebab, guru selama ini telah berupaya menyajikan data materi sebaik mungkin dari berbagai sumber. Para siswa pun tak sungkan mencari sumber di perpustakaan, internet, dan sebagainya.

Hal yang disayangkan justru pada cara belajar siswa. Mereka lebih suka menghapal dibandingkan memahami isi sejarah. Siswa harus tahu segala yang terjadi di masa lampau tidak boleh terulang lagi di masa sekarang maupun mendatang.

"Makanya kalau sekarang saya menyuruh anak buat tugas sulit sedikit anak-anak itu pasti mengeluh sama saya. Dulu saya sekolah juga sekolah penuh dengan tantangan. Harapannya dengan kondisi sekarang, anak-anak itu bisa lebih dari saya," tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement