Sabtu 13 Jul 2019 09:20 WIB

MRT Jakarta akan Tambah Mesin Tiket Otomatis

Penambahan mesin tiket otomatis untuk mengatasi penumpukan orang.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah masyarakat membeli tiket MRT (Mass Rapid Transit)  di stasiun Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (13/5).
Foto: Fakhri Hermansyah
Sejumlah masyarakat membeli tiket MRT (Mass Rapid Transit) di stasiun Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyoroti antrean panjang membeli tiket MRT Jakarta saat jam sibuk kerja. PT MRT Jakarta menyatakan, pihaknya akan berupaya menambah mesin tiket otomatis dan bekerja sama dengan sejumlah bank penerbit uang elektronik.

"Kita juga sedang berupaya menambah Ticket Vending Machine (TVM) dan bekerja sama dengan bank-bank penerbit uang elektronik," ujar Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin kepada Republika.co.id, Sabtu (13/7).

Baca Juga

Ia menjelaskan, PT MRT Jakarta akan menambah mesin tiket otomatis baru untuk mengatasi penumpukan orang yang membeli tiket. Selain itu, dengan bekerja sama bank, calon penumpang dapat membeli kartu uang elektronik yang diterbitkan bank tersebut.

Kamal mengatakan, PT MRT Jakarta akan mengajak setiap bank berkontrak untuk penyewaan mesin tiket otomatis tersebut. Bank-bank yang akan bekerja sama tentunya bank yang memiliki izin mengeluarkan uang elektronik dari Bank Indonesia (BI).

"Nanti semua bank yang sudah memiliki izin uang elektronik dari BI tersebut akan kami undang kembali untuk penawaran berkontrak sewa Ticket Vending Machine dengan MRT Jakarta," kata Kamal.

Sebelumnya, Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menyoroti penjualan tiket MRT Jakarta saat jam sibuk kerja. Ketika dia bersama keluarga akan menggunakan transportasi umum teranyar di Ibu Kota itu, ia harus antre untuk mendapatkan tiket selama satu jam.

Menurut Tulus, PT MRT Jakarta tak dapat mengatasi lonjakan penumpang dengan maksimal. Ia melanjutkan, termasuk dengan sejumlah penumpang yang tampak kebingungan saat akan mengembalikan tiket single trip, tetapi tak banyak petugas yang membantu.

"Tampak dengan jelas manajemen MRT masih panik saat terjadi lonjakan penumpang. Dan ironisnya tidak ada petugas yang mengarahkan," tutur Tulus dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/7).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement