REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK-- Bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Lebak pada 23 dan 30 Mei lalu, diperkirakan menelan kerugian total hingga Rp 3 miliar. Jumlah tersebut diakui Pemerintah Kabupaten Lebak belum merupakan angka final, bahkan total kerugian bisa melebihi angka perkiraan yang disebutkan.
Banjir bandang yang menimpa lima kecamatan ini, yang lebih tepatnya terjadi di Kecamatan Cimarga, Leuwidamar, Muncang, Sajira dan Sobang, memang banyak merusak rumah warga. Bahkan beberapa fasilitas umum dan fasilitas sosial di sana juga rusak akibat bencana tersebut.
Pemkab Lebak mengaku saat ini sudah merampungkan pendataan by name by adress bangunan warga yang terdampak bencana. Begitu juga fasilitas umum seperti jembatan dan jalan yang rusak, serta fasilitas sosial seperti Majelis taklim dan Pondok Pesantren yang rusak parah.
"Perkiraannya memang Rp 3 miliar, tapi jumlah tersebut belum clean and clear, karena akan kita rapatkan lagi tentang jumlah total kerugiannya nanti, setelah saat ini sudah kita serahkan data by name by adress yang terdampak banjir bandang," ucap Kepla Bagian (Kabag) Administrasi dan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Lebak Ajis Suhendi, Jumat (12/7).
Rencananya dana bantuan korban banjir bandang bersumber dari Bantuan Tidak Terduga (BTT) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APDB) Kabupaten Lebak tahun 2019. Meski begitu, Kabag Administrasi dan Pembangunan mengatakan, belum bisa memastikan kapan dana bantuan tersebut bisa cair. Dia hanya menuturkan bahwa harapannya dana tersebut bisa cair pada tahun ini.
"Kita pastikan dulu kemampuan anggaran daerah mencukupi atau tidak, kalau kita kan berharap dana tersebut bisa cair pada tahun ini. Bupati juga sejak awal sudah konsen terkait bencana ini dan mengharap agar bantuan untuk korban bisa disalurkan dengan cepat," terangnya.
Menurutnya distribusi dana bantuan untuk bangunan yang terdampak hingga saat ini belum dilakukan, adalah karena kehati-hatian pihaknya dalam hal ferivikasi korban bencana. Dia pun menyanggah anggapan kalau pihaknya memperlambat dalam penyaluran dana bantuan.
Kehati-hatian akan klaim palsu yang dilakukan oleh oknum tertentu untuk mengambil dana bantuan adalah penyebab pihaknya perlu waktu lebih untuk merinci korban terdampak. Namun dirinya mengklaim hingga saat ini Pemkab Lebak sudah menyalurkan bantuan kebutuhan pokok bagi korban terdampak yang telah dilakukan beberapa jam pascabencana melanda Lebak.
"//Kan ada saja oknum yang mengaku-ngaku sebagai korban terdampak ketika situasi seperti ini. Kita mau dana bantuan ini didistribusikan sesuai dengan peruntukannya, jadi kita hati-hati sekali. Kita juga kan harus memastikan semua proses penyaluran anggaran ini sesuai dengan ketentuan yang ada," terang Kabag.
Sementara itu Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya melalui Humas Pemkab Lebak, Eka Prasetiawan mengkalaim bahwa meskipun dana bantuan untuk banunan warga yang terdampak belum bisa disalurkan, namun bantuan kebutuhan pokok sehari-harinya secara berkala dicukupi oleh Pemerintah Kabupaten Lebak.
"Bupati selalu memastikan kebutuhan logistik seperti makanan dan pakaian sudah disiapkan di pokso pengungsian. Jadi pengungsi tidak khawatir kekurangan makanan dan pakaian. Relawan juga ada di sana," terang Eka.
Terkait anggaran untuk dana bantuan, memang saat ini menurutnya sedang dalam tahap penghitungan kerugian seluruhnya dengan matang. "Anggaran bantuan bangunan terdampak kita hitung dulu secara matang, baru bisa kita lakukan penyaluran dana seperti bedah rumah," terangnya.