Ahad 07 Jul 2019 13:41 WIB

Jadi Warisan Dunia, Wali Kota: Ayo Datang ke Sawahlunto

Nilai lebih Sawahlunto adalah kelengkapan fasilitas tambang sejak zaman penjajahan

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
Seorang pemandu menunjukkan dinding-dinding berbahan batubara asli di Lubang Mbah Suro, Kota Sawahlunto, Sumbar, Jumat (10/6). Lubang Mbah Suro merupakan lubang pertama dibuka oleh Kolonial Belanda pada tahun 1898 dengan panjang 1,5 kilometer, di lubang itu memiliki kandungan batubara paling bagus dengan kalori 7000 dibandingkan daerah lain. Kini lubang itu menjadi objek wisata andalan kota Sawahlunto.
Foto: Antara
Seorang pemandu menunjukkan dinding-dinding berbahan batubara asli di Lubang Mbah Suro, Kota Sawahlunto, Sumbar, Jumat (10/6). Lubang Mbah Suro merupakan lubang pertama dibuka oleh Kolonial Belanda pada tahun 1898 dengan panjang 1,5 kilometer, di lubang itu memiliki kandungan batubara paling bagus dengan kalori 7000 dibandingkan daerah lain. Kini lubang itu menjadi objek wisata andalan kota Sawahlunto.

REPUBLIKA.CO.ID, SAWAHLUNTO - Wali Kota Sawahlunto Deri Asta sangat bangga akhirnya Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto jadi situs warisan dunia. Hal tersebut setelah dilakukan sidang komite WHC-Unesco ke 43 di Kota Baku Azerbaijan, Sabtu (6/7) sore WIB. Deri menyebut penetapan Sawahlunto sebagai situs warisan dunia ini menjadi peluang untuk meningkatkan potensi wisata di kotanya. Pada akhirnya, hal tersebut akan berimplikasi pada peningkatan perekonomian masyarakat.

"Ini akan jadi objek wisata bagi dunia, bagi Indonesia, dan ini lah nilai-nilai yang akan kita jual. Ayo datang ke Sawahlunto," kata Deri kepada Republika, Ahad (7/7).

Deri menjelaskan, salah satu nilai lebih dari lahan bekas tambang batubara Sawahlunto adalah kelengkapan fasilitas tambang ketika masih beroperasi sejak dari zaman penjajahan. Hal itu menjadikan Sawahlunto menjadi kota tambang terbesar di Asia Tenggara pada zamannya.

Sejak aktivitas tambang di Sawahlunto berhenti, pemerintah Kota Sawahlunto menjadikan lahan bekas tambang menjadi objek wisata yang dinamakan Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto.

Menurut Deri, masyarakat Sawahlunto sangat bangga dengan penetapan kota mereka sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO. Menurut Deri, ini adalah keberhasilan warga Sawahlunto, pemerintah kota, provinsi dan pemerintah pusat dalam mewujudkan Sawahlunto sebagai salah satu destinasi wisata budaya di dunia.

"Ini suatu hal yang luar biasa bagi seluruh warga Sawahlunto, karena Sawahlunto Ombilin Coal Mining Heritage jadi warisan dunia. Kita patut berbangga. Ini kerja luar biasa, dan ini hasil kerja sama semua pihak, dari masyarakat pada umumnya, pemkot Sawahlunto dan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat," ujar Deri.

Keberhasilan Sawahlunto menambah daftar warisan dunia yang dimiliki Indonesia. Sebelumnya Indonesia telah memiliki delapan warisan dunia sejak 1991. Empat warisan budaya kategori adalah Komodo National Park dan Ujung Kulon National Park   yang diraih pada tahun 1991, Lorentz National Park pada 1999, dan Tropical Rainforest Heritage of Sumatera pada tahun 2004.

Kemudian empat lagi warisan dunia kategori budaya yakni Borobudur Temple Compounds dan Prambanan Temple Compounds yang diraih pada 1991, Sangiran Early Man Site (1996), dan Cultural Landscape of Bali Province: the Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana Philosophy di tahun 2012.

Kini jumlah warisan dunia milik Indonesia bertambah jadi sembilan dengan masuknya Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto  dalam kategori budaya.

''Keunikan Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto menunjukkan adanya pertukaran informasi dan teknologi local dengan teknologi Eropa terkait dengan eksplotasi batubaradi masa akhirabad ke-19 sampai dengan masa awal abad ke-20 di dunia, khususnya di Asia Tenggara,'' kata Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadjmuddin Ramly melalui keterangan resmi yang diterima Republika, Ahad (7/7).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement