REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku menerjunkan tim Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) ke Pacitan, Jawa Timur melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) untuk mengetahui penyebab pasti penyakit hepatitis A yang banyak terjadi di kabupaten tersebut. Penyelidikan rencananya juga akan digelar di Trenggalek karena penyakit serupa juga banyak terjadi di tempat itu.
Direktur Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Wiendra Waworuntu mengaku pihaknya takut wabah penyakit ini menyebar lebih luas. Alasannya, kasus hepatitis A sudah ditemukan di Pacitan dan Trenggalek.
"Kemenkes takut penyakit ini bisa menyebar makin luas. Karena itu kami harus tahu asalnya (sumber penyakit) darimana," ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu (3/7).
Karena itu, ia menambahkan, pihaknya menerjunkan tim Balitbangkes untuk melakukan penyelidikan di Pacitan. Ia menegaskan, pemerintah pusat harus tahu penyebab pasti penularan penyakit ini.
Hingga kini, ia menyebut penyelidikan masih terus berlangsung. Bahkan tak hanya Pacitan, ia juga meminta tim yang melakukan penyelidikan bisa melakukan hal yang sama di Trenggalek, yang berbatasan dengan Pacitan.
"Kalau sudah tahu sumber (penyakitnya) maka itu yang diintervensi," katanya.
Kendati demikian, pihaknya menduga penyakit ini menular karena makanan-minuman yang tercemar.
Sebelumnya Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono mengatakan, penyelidikan epidemiologi Dinas Kesehatan Pacitan dan Dinas Kesehatan Jawa Timur mengungkap bahwa penyakit ini di Pacitan diakibatkan oleh air di Sungai Sukorejo yang mengandung virus hepatitis tipe A. Ia menjelaskan, air di sungai ini menjadi bahan baku makanan dan minuman seperti cincau.
Kemudian, dia melanjutkan, penjual cincau tersebut mengedarkan barang tersebut ke masyarakat sekitar. "Tetapi dugaan ini harus diselidiki lebih lanjut," ujarnya, Senin (1/7).
Ia menjelaskan, pihaknya sudah menerjunkan tim tiga hari yang lalu untuk terus menyelidiki kasus ini. Kementerian Kesehatan pusat dengan Dinas Kesehatan, dia melanjutkan, juga telah membagikan desinfektan. Lebih lanjut ia meminta supaya masyarakat tidak dulu mandi atau mengkonsumsi air di Sungai Sukorejo.