Rabu 03 Jul 2019 14:18 WIB

Belum Juga 100 Persen, KPU: C-1 Situng Salah Masuk

KPU nilai banyak petugas yang salah memasukkan C1 Situng ke kotak.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Komisioner KPU, Ilham Saputra.
Foto: Republika/Dian Erika Nugraheny
Komisioner KPU, Ilham Saputra.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ilham Saputra menjelaskan, ada beberapa alasan yang menyebabkan input data dalam sistem informasi pemungutan suara (Situng) belum juga mencapai 100 persen secara nasional.

Salah satunya adalah kesalahan input oleh petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS). "Mayoritas dari jumlah yang kurang itu disebabkan karena kondisi salah memasukkan (formulir C1)," ujar Ilham saat dikonfirmasi, Rabu (3/7).

Baca Juga

Ilham menjelaskan, pihaknya menemukan sejumlah petugas yang memasukan formulir C1 untuk Situng atau hasil penghitungan suara ke dalam kotak suara.

Sehingga KPU harus meminta Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) untuk membuka kotak suara guna memisahkan formulir C1 untuk Situng.

"Kami tidak menutup mata bahwa petugas kami salah mengartikan, bahwa C1 Situng itu salah dimasukkan ke kotak," ujar Ilham.

KPU juga tak memungkiri, hal tersebut mungkin terjadi karena kurangnya pemahaman petugas KPPS. Namun, dia menyebut pihaknya berupaya menyelesaikan input data dalam Situng. "Saya kira kami tetap berupaya untuk menyelesaikan Situng itu, tujuannya untuk database kami," ujar Ilham.

Untuk diketahui, Ketua KPU Arief Budiman mengakui, input sistem hitung yang dilakukan selama ini belum mencapai 100 persen. Ia meminta, KPU Daerah atau KPUD segera menyelesaikan input data situng tersebut.

Ia kembali menegaskan, KPUD harus segera menyelesaikan situng secepat mungkin hingga 100 persen. Hal tersebut penting, sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan pemilu serentak 2019.

"Ini bagian dari pertanggungjawaban ke publik, agar pemilu ini bisa diakses oleh siapapun, informasinya menyeluruh. Ya, orang tahu ada datanya, kita menyediakan info yang lengkap. Dan, ini juga cara memberikan kepercayaan kami kepada publik terhadap proses pemilu itu sendiri," ujar Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement