REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakapendam XVII/Cendrawasih, Letkol Infanteri Dax Sianturi, mengungkapkan, posko SAR meminta tolong masyarakat Pegunungan Bintang, Papua, dalam rangka pencarian helikopter MI 17 yang hilang kontak pada Jumat (28/6) lalu. Pada pencarian hari kelima, posko SAR di Oksibil, Papua, telah berhasil melakukan kontak ke 34 distrik yang ada di Pegunungan Bintang.
"Untuk menghimbau masyarakat agar dapat mengirimkan informasi ke Posko melalui radio apabila menemukan informasi tanda-tanda keberadaan helikopter MI 17 No Reg HA 5138," ujar Dax melalui keterangan tertulisnya, Selasa (2/7).
Pencarian helikopter tersebut dilakukan melalui jalur udara dan jalur darat. Untuk jalur darat, sebanyak 20 orang yang terdiri dari prajurit TNI dan masyarakat melakukan penyisiran di wilayah Kaureh, Jayapura, Papua. Di wilayah lain, di sektor Airu, Jayapura, Papua, pencarian dilakukan oleh 30 orang yang terdiri dari prajurit TNI dan masyarakat.
Pencarian helikopter MI-17 bernomor registrasi HA 5138 yang hilang kontak pada Jumat (28/6) terus dilakukan, baik melalui udara maupun darat. Hingga Selasa (2/7) sore, keberadaan helikopter tersebut belum terlihat.
"Hingga Selasa pukul 15.00 WIT pencarian baik dari udara maupun darat belum menemukan tanda-tanda keberadaan pesawat Helly Penerbad MI 17 Noreg HA 5138," ujarnya.
Ia menjelaskan, proses pencarian hari kelima ini dimulai pada pukul 08.00 WIT dan dihentikan sementara pada pukul 14.00 WIT untuk pencarian melalui udara. Pencarian melalui udara dihentikan sementara dengan alasan kendala cuaca yang tidak memungkinkan. Untuk pencarian melalui jalur darat dilaksanakan hingga 15.00 WIT.
"Semua proses pencarian akan dilanjutkan esok hari," kata Dax.
Dax menerangkan, pencarian melalui udara dilakukan menggunakan dua unit helikopter bell 412 TNI AD, satu unit pesawat CN 235 TNI AU, dan satu unit helikopter bell 206 PK IWD. Pesawat CN 235 digunakan sebagai supporting flight, sedangkan helikopter bell 206 digunakan untuk perbantuan penerbangan sipil.