Selasa 02 Jul 2019 15:33 WIB

LSI Beberkan Nama-Nama Bakal Capres pada 2024

14 bakal capres didapat Lingkaran Survei Indonesia berdasarkan riset.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Andri Saubani
Peneliti LSI Rully Akbar.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Peneliti LSI Rully Akbar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhelatan Pilpres 2019 baru saja berakhir. Namun, sejumlah nama telah muncul mengihiasi bursa calon presiden (capres) yang kemungkinan bersaing di 2024 nanti berdasarkan lembaga riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.

Di antara nama-nama tersebut muncul nama lawas semisal Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Selain kedua nama yang diketahui telah maju dalam Pilpres 2019, muncul juga sejumlah nama lain seperti Ridwan Kamil, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Khofifah Indar Parawansa, Airlangga Hartanto, Agus Harimurti Yudhoyono, Puan Maharani, Muhaimin Islandar, Sri Mulyani, Budi Gunawan, Tito Karnavian dan Gatot Nurmantyo.

Baca Juga

"Ke-14 nama ini memenuhi syarat utama kritetia capres 2024 dengan memiliki popularitas di atas 25 persen berdasarkan survei sebelumnya," kata Peneliti LSI Rully Akbar di Jakarta, Selasa (2/7).

LSI mengklasifikasikan bakal capres 2024 berdasarkan empat kriteria sumber kekuatan bakal calon kepala negara berdasarkan track record. Dia mengatakan, keempatnya yakni pernah menduduki jabatan di pemerintahan pusat, ketua partai politik, jenjang pemerintah daerah dan berasal dari profesional, ormas atau swasta.

Peneliti LSI lainnya Ikrama Masloman menilai, dari sejunlah calon yang ada, capres yang berasal dari pemerintahan daerah disebut-sebut lebih berpeluang untuk memenangkan kontestasi pilpres lima tahun mendatang. Dia mengatakan, masyarakat masih akan melihat trek rekord seorang calon kepala negara dalam memimpin masyarakat.

Pemilih, dia mengatakan, sudah kritis terhadap calon yang tiba-tiba muncil dan hanya menjual jargon dan janji politik semata. Dia menyebutkan, jika rekam jejak akan masih akan menjadi patokan dalam pilpres lika tahun nanti.

"Maka track record di kepemimpinan daerah ini biasanya trennya lagi baik hahwa memang track record itu menjadi penting, bahkan di beberapa negara," kata Ikrama lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement