Ahad 30 Jun 2019 06:11 WIB

Demokrat tak Ambil Pusing Jadi Oposisi atau Pemerintah

Masa pelantikan Presiden yang masih lama memberi Demokrat waktu untuk memutuskan.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Indira Rezkisari
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/9).
Foto: Republika/Mimi Kartika
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Syarief Hasan, menyebutkan partainya tak begitu memusingkan akan berada di barisan pemerintah atau oposisi. Menurutnya, yang terpenting bagi partainya adalah 14 program prioritas yang dicanangkan Partai Demokrat untuk bangsa dapat dilaksanakan.

"Lebih menggiurkan di mana? Bagi Partai Demokrat, tidak ada memikirkan hal tersebut," ujar Syarief dalam diskusi di Menteng, Jakarta Pusat (29/6).

Baca Juga

Ia beralasan, partainya sudah merasakan berada di dalam barisan pemerintahan selama sepuluh tahun, yakni ketika ketua umumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menjadi presiden dua periode. Kemudian, beberapa waktu terakhir, partainya juga merasakan berada di luar pemerintahan.

"Kami cukup nyaman. Di posisi mana pun yang paling penting bahwa seperti pidato AHY, pesan-pesan kepada calon pemimpin ke depan agar menitipkan program 14 prioritas ke depan," jelasnya.

Syarief menuturkan, saat ini, perjalanan menuju pelantikan presiden terpilih pada Pilpres 2019 masih panjang, yakni pada Oktober 2019. Partainya akan memanfaatkan waktu tersebut untuk melihat segala kemungkinan untuk melangkah ke depan.

"Partai Demokrat memerlukan dan masih ada waktu untuk melakukan survei. Dan melakukan analisa intern, kita lihat demand-nya di mana," kata dia.

Menurutnya, Partai Demokrat melihat garis finis pemberian dukungan terhadap Prabowo-Sandi sebagai calon presiden dan calon wakil presiden ada pada pembacaan putusan di MK. Karena itu, setelah putusan dibacakan, maka sudah dipastikan Partai Demokrat tidak akan berada di koalisi lagi.

"Selamat kepada presiden dan wakil presiden terpilih yang insya Allah akan melaksanakan amanah kepada rakyat. Kami terkesan statement politik Jokowi, terutama tentang presiden untuk rakyat Indonesia. Pokoknya tidak ada lagi polarisasi rakyat Indonesia," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement