REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga mulai kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari di Desa Cijulang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Warga di desa kami sudah kesulitan air bersih akibat kemarau," kata Kepala Desa Cijulang, Anwar Sanusi di Tasikmalaya, Sabtu (29/6).
Ia menuturkan, wilayah Desa Cijulang merupakan perbukitan atau tinggal di dataran tinggi yang ketika kemarau datang berlangsung lama seringkali sumur warga sebagai sumber air mengering.
Hingga saat ini, kata dia, ada 300 kepala keluarga di Dusun Neglasari dan Ciriri yang setiap tahun selalu mengalami kesulitan air bersih dampak dari musim kemarau. "Geografis di Kecamatan Cineam ini perbukitan sehingga warga yang tinggal di dataran tinggi setiap tahun seringkali kekurangan air," katanya.
Ia menyampaikan, pemerintah desa telah mengantisipasi ancaman bencana kekeringan itu dengan menerapkan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat yang mampu mengaliri air ke rumah warga.
Namun program itu, kata dia, baru mampu menyentuh empat dusun, sedangkan di dua dusun yang terdampak kekeringan belum tersentuh program tersebut karena lokasinya berada di perbukitan lebih tinggi sehingga air sulit didistribusikan.
"Daerah yang ada di atas itu sulit didistribusikan, mudah-mudahan tahun ini kita bisa mengatasinya," katanya.
Selama kemarau itu, kata dia, warga terpaksa membeli air bersih dari luar kampung untuk kebutuhan minum dan memasak, sedangkan untuk kebutuhan mencuci masih bisa memanfaatkan air sungai.
Selain itu, kata dia, warga Desa Cijulang juga seringkali mendapatkan bantuan pendistribusian air bersih dari Kepolisian Resor Tasikmalaya Kota yang menerjunkan kendaraan Water Canon ke daerah terdampak kekeringan.
"Ada bantuan pendistribusian air bersih dari Polres," katanya.