REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan, situasi keamanan nasional kondusif pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam sengketa pilpres. Keamanan yang kondusif menurut wiranto tak lepas lantaran pernyataan kedua pihak yang membuat dingin masyarakat.
"Karena apa? Karena, kedua pimpinan yang berkontes sudah menyatakan siap menerima apa pun keputusan MK," kata Wiranto, Kamis (27/6).
Tahapan kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 telah rampung pada Kamis (27/6) malam seiring putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang bersifat final dan mengikat. Situasi nasional dipastikan aman setelah putusan terkait sengketa perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) tersebut.
Wiranto juga meyakini sejak awal proses yang berjalan di MK akan tertib dan aman karena komitmen kedua pihak. Dia meminta masyarakat tidak perlu khawatir soal keamanan.
Aparat keamanan, kata dia, selalu waspada dengan kondisi yang prima. "Masyarakat diminta tenang, nggak usah khawatir," ujar dia.
Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) melakukan penjagaan di beberapa objek vital guna mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan pascaputusan sidang sengketa pilpres di MK. Penjagaan dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya pihak yang tidak menerima putusan sidang tersebut.
Apel gabungan TNI/Polri untuk mengamankan kondisi pascaputusan MK di Kodim 0612/Tasikmalaya, Kamis (27/6).
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera mengatakan, beberapa objek vital yang dijaga, yakni kantor pemerintahan, kantor KPU, hingga kantor Bawaslu. Penjagaan dilakukan dengan kerja sama TNI dan Polri.
"TNI dan Polri bersama-sama bahu-membahu, kami mengantisipasi hal-hal yang nantinya berkembang se telah sidang di MK. Di objek vital yang lain, di kantor-kantor, TNI dan Polri akan menjaga," kata Barung di Surabaya.
Wakil presiden terpilih KH Ma'ruf Amin yang mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam penyampaian pidato politik di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, mengatakan, pascapersidangan tentang sengketa pilpres ini, tidak ada lagi friksi-friksi atau perpecahan di tengah masyarakat akibat perbedaan pandangan politik. Semua harus kembali bersatu.
"Hakikatnya bukan memenangkan sesuatu pihak, tapi untuk kemaslahatan dan kebaikan seluruh bangsa. Oleh karena itu, marilah keputusan ini kita sikapi untuk mengutuhkan kembali kita sebagai bangsa. Tidak ada lagi friksi-friksi, karena kita adalah satu, kita adalah Indonesia," kata Kiai Ma'ruf.
Dia mengatakan, tugas masyarakat saat ini adalah mewujudkan cita-cita proklamasi dan harapan pendiri bangsa untuk menyejahterakan bangsa Indonesia dengan berbagai cara. Kiai Ma'ruf mengajak masyarakat melupakan perbedaan politik dan menyatukan langkah untuk memajukan bangsa.
Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Cawapres nomor urut 01 Maruf Amin (kanan) saat halalbihalal di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/6/19).
"Marilah kita bahu-membahu menyingsingkan lengan baju, mulai malam ini dengan ucap kan bismillah kita bersama-sama bangun negeri ini untuk kebaikan bangsa semua," ujar dia.
Kiai Ma'ruf juga menitip pesan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung berjalannya proses pemilihan legislatif (pileg) dan pilpres sejak tahapan kampanye hingga penyelesaian sengketa di Mahkamah Agung (MA) dan MK.
"Kepada semua pihak, ucapan terima kasih karena proses pileg dan pilpres telah berakhir melalui keputusan MK sebagai upaya untuk menyelesaikan secara final. Sekali lagi mohon doa, dukungan, dan kesiapan kita seluruh bangsa untuk memajukan dan sejahterakan bangsa Indonesia," kata dia.
Ketua Tim Hukum Prabowo- San diaga, Bambang Widjojanto (BW), mengucapkan terima kasih kepada rakyat Indonesia yang sudah mengawal jalannya sidang PHPU Pilpres 2019 MK. "Saya ucapkan terima kasih kepada rakyat Indonesia yang sudah mengawal sidang MK. Telah membantu kami dalam proses ini dengan mem berikan dukungan dan doa," ujar BW.