REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Presiden Republik Indonesia ke-3, Prof. B.J Habibie menghadiri peresmian Habibie Insitute for Public Policy and Governance (HIPPG) di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI), Selasa (25/6). Di dalam kegiatan tersebut, Habibie menyampaikan pandangannya mengenai demokrasi dan tata kelola pemerintahan.
Di dalam orasinya, Habibie mengatakan sebagai manusia harus memiliki keseimbangan antara pendidikan dan kebudayaan. "Saya berapa kali sampaikan bahwa pendidikan harus sejalan dengan kebudayaan. Anda enggak bisa ignore. Pendidikan hebat tapi kebudayaan negatif, eh bahaya itu. Kalau dia menjadi pemimpin dihalalkan semua," kata Habibie, Selasa (25/6).
Habibie berpendapat, hal yang harus dilakukan seorang manusia adalah meningkatkan iman dan taqwanya (imtaq). Selain itu, imtaq harus bersinergi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yaitu melalui mendapatkan pendidikan.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan ada tiga elemen penting yang harus dimiliki manusia agar berkualitas. Tiga elemen tersebut adalah kebudayaan, agama, dan pendidikan. Apabila seseorang bisa mensinergikan tiga elemen tersebut dalam hidupnya, maka pemikiran-pemikiran yang ia hasilkan akan seimbang.
Terkait dengan peresmian HIPPG, ia mengatakan masih banyak hal yang harus diperbaiki dalam pembangunan Indonesia. Ia pun berharap institut ini bisa memberikan pandangan yang baik sehingga dapat membantu pembuat kebijakan untuk menciptakan kebijakan yang tepat.
"Saya harapkan institut ini bisa meningkatkan kualitas dari anggota pemerintahan dan anggota partai yang harus memperjuangkan kepentingan seluruh bangsa Indonesia," kata dia.