REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 32 terduga teroris dari Kalimantan Tengah akan mengikuti program deradikalisasi yang difasilitasi oleh Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Sebanyak 32 orang tersebut terdiri atas dua keluarga dibawa ke Jakarta karena di Kalteng tidak tersedia fasilitas yang memadai untuk melaksanakan program deradikalisasi secara efektif.
"Di Kalteng kesulitannya tidak ada program yang cukup untuk melakukan program deradikalisasi khusus. Orang-orang ini sudah tercuci otaknya, penangannya harus penanganan khusus," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Jakarta, Selasa (25/6)
Dedi menyebutkan, 32 terduga teroris itu sebagian besar anak-anak dan dua orang dewasa yang dinyatakan sebagai saksi. Mereka diboyong ke Jakarta untuk melakukan program deradikalisasi dengan BNPT agar tidak terlampau jauh terpapar radikalisme.
Sementara, Polri menyatakan telah mengamankan dua tersangka dari para terduga teroris yang terlibat langsung dalam Jamaah Ansharut Daulah yang berafiliasi dengan ISIS berdasarkan bukti dari alat komunikasi dan transaksi perbankan. "Selain dia mengembangkan ajaran radikal ISIS, dia juga akan memobilisasi masa setelah dia mendapatkan pengikut melakukan tindakan-tindakan amaliyah yang ada di Jawa, khususnya di Jakarta," ujar Dedi.
Sebelumnya, 34 terduga teroris, di antaranya termasuk laki-laki dewasa, perempuan dewasa dan sisanya anak-anak ditangkap Densus 88 Antiteror di Kalimantan Tengah (Kalteng). Mereka dibawa ke Jakarta menggunakan kapal laut melewati rute Pangkalan Bun, Pontianak, Semarang, dan tiba di Jakarta untuk mengikuti program deradikalisasi.