Senin 24 Jun 2019 17:00 WIB

Pemkot Bandung Siapkan Strategi Pariwisata Kewilayahan

Braga dikembangkan menjadi kawasan wisata heritage.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengunjung memadati Jabar Book Fair 2018 yang digelar Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan Pemprov Jawa Barat, di Gedung Landmark, Jalan Braga, Kota Bandung, Ahad (5/8).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pengunjung memadati Jabar Book Fair 2018 yang digelar Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan Pemprov Jawa Barat, di Gedung Landmark, Jalan Braga, Kota Bandung, Ahad (5/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung (Pemkot) Bandung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (Disbudpar) menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Hal ini menyikapi pengalihan sejumlah penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (Disbudpar), Dewi Kaniasari mengatakan Kota Bandung telah dikenal sebagai kota wisata. "Pertama tingkatkan pelayanan dunia pariwisata. Baik itu pelayanan secara fisik maupun nonfisik. Untuk pembinaan SDM-nya juga dalam rangka pelayanan. Sertifikasi dan standarisasi seperti itu harus, juga inovasi produksi wisata," kata Kenny dalam siaran persnya, Senin (24/6).

Baca Juga

Disbudpar Kota Bandung mengembangkan destinasi wisata di kewilayahan. Salah satunya kawasan Braga. Dipilihnya kawasan tersebut karena memiliki nilai kawasan heritage dan art deco-nya.

"Ini masih berproses. Inovasi ini membuat satu percontohan pengembangan destinasi wisata kewilayahan. Disesuaikan dengan kearifan lokal tiap wilayah, sehingga memiliki ciri khas masing-masing," katanya.

Ia mengakui, pengalihan penerbangan ke BIJB Kertajati mungkin akan berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan. Namun secara kualitas, Kenny menilai, akan lebih baik. Kenny mengungkapkan, Kota Bandung mengarah ke Skonsep pariwisata yang  menguntungkan dari berbagai sisi ekonomi, lingkungan dan sosial.

"Kita konsepkan seperti itu, jadi berkelanjutan. Masyarakat dilibatkan. Makanya pengembangan setiap kampung wisata itu berbasis Community Based Tourism, mendorong dari bawah (bottom up)," ujar Kenny.

Tambahnya, Kota Bandung terus mendongkrak daya tarik wisatawan. Dengan berbagai bangunan tua yang memiliki instagramable, kuliner dan sebagainya harus mampu mendorong agar wisatawan terus meningkat.

"Meskipun di Kota Bandung tidak ada wisata alam, tapi dengan memanfaatkan berbagai ornamen di Kota Bandung serta pemeliharaan yang baik, maka wisatawan terus berdatangan," ujarnya.

Kenny menambahkan, Pemerintah pusat dan provinsi Jawa Barat pun mendukung Kota Bandung dalam segi pariwisata, meskipun sejumlah penerbangan dialihkan. Provinsi akan membantu mengembangkan destinasi wisata. Hal ini pun akan disampaikan kepada pemerintah untuk mendukung segi fisik dan nonfisik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement