Kamis 20 Jun 2019 16:25 WIB

TNGR Masih Kaji Usul Jalur Sembalun Ditutup Tiap Jumat

TNGR masih mengkaji usul menutup jalur pendakian Rinjani dari Sembalun setiap Jumat.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pendaki Gunung Rinjani. Ilustrasi
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Pendaki Gunung Rinjani. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Gagasan soal penutupan jalur pendakian Gunung Rinjani melalui pintu Sembalun di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), setiap Jumat belum akan dilaksanakan. Hal ini dikatakan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sudiyono.

Menurut Sudiyono, gagasan tersebut berasal dari permintaan masyarakat, tokoh masyarakat di Sembalun, dan pejabat daerah setempat pada rapat bersama beberapa waktu lalu.

"Belum kami berlakukan karena masih dikaji dahulu," ujar Sudiyono kepada Republika di Mataram, NTB, Kamis (20/6).

Dengan begitu, jalur pendakian Gunung Rinjani dari pintu Sembalun tetap akan dibuka pada Jumat (21/6) besok. Sudiyono mengaku masih mempertimbangkan usulan penutupan jalur pendakian setiap hari Jumat. Salah satu alasannya lantaran belum ada permintaan tertulis dari masyarakat yang meminta hal tersebut.

"Itu memang permintaan masyarakat dari hasil rapat sebelumnya disampaikan Sekdispar (Sekretaris Dinas Pariwisata) Lombok Timur atas nama masyarakat Sembalun, memang belum ada tertulisnya," kata Sudiyono.

Sebelumnya beredar informasi di sejumlah grup WhatsApp terkait penutupan jalur pendakian Gunung Rinjani melalui pintu Sembalun setiap Jumat, di mana para pendaki diarahkan mendaki lewat jalur lain seperti Senaru, Aik Berik, dan Timbanuh.

Sudiyono mengatakan, sebelum wacana penutupan jalur pendakian setiap Jumat, sempat ramai juga dibicarakan tentang wacana pemisahan tenda untuk pendaki laki-laki dan perempuan di jalur pendakian Gunung Rinjani. Alasannya sama, usulan masyarakat dan pejabat setempat, serta beredarnya video-video yang dianggap tidak sopan dan menjurus pada perbuatan negatif.

Sudiyono pun membantah akan menerapkan kebijakan pemisahan tenda laki-laki dan perempuan, setidaknya dalam waktu dekat ini. "Kita klarifikasi, karena kemaren sempat beredar seolah-olah (pendakian) Rinjani ingin segera melakukan pemisahan tenda laki-laki dan perempuan," ucap Sudiyono.

Menurut Sudiyono, baik pemisahan tenda laki-laki dan perempuan, serta penutupan jalur pendakian Gunung Rinjani setiap Jumat belum menjadi prioritas bagi Balai TNGR. Pasalnya, Balai TNGR saat ini sedang fokus pada perbaikan manajemen pendakian khususnya pada eTiketing, pengelolaan sampah, dan perbaikan sarana prasarana jalur pendakian.

Sudiyono meminta semua pihak mengakhiri perdebatan wacana pemisahan tenda untuk laki-laki dan perempuan yang dinilai hanya akan merugikan dunia pariwisata.

Jalur Pendakian Gunung Rinjani sendiri telah kembali dibuka pada Jumat (14/6). Sebelumnya, jalur pendakian Gunung Rinjani ditutup sebagai dampak akibat gempa yang melanda Pulau Lombok pada tahun lalu.

Sudiyono mengatakan pembukaan kembali jalur pendakian Gunung Rinjani sudah diputuskan berdasarkan hasil rapat bersama dengan pemerintah daerah hingga para pelaku wisata. Sebelumnya, kata Sudiyono, tim gabungan juga telah melakukan lebih dari lima kali survei lapangan untuk mengecek kondisi jalur pendakian.

"Semoga dengan dibuka kembali, aktivitas perekonomian masyarakat bisa kembali pulih," kata Sudiyono, belum lama ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement