Selasa 18 Jun 2019 11:54 WIB

Pengacara: Kivlan Zein Dikonfrontasi dengan Habil Marati

Materi pemeriksaan terkait dengan dugaan aliran dana untuk pembelian senjata.

Rep: Mabruroh/ Red: Teguh Firmansyah
Tersangka kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal Kivlan Zen (kiri) dikawal polisi usai menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum, Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (30/5/2019).
Foto: Antara/Reno Esnir
Tersangka kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal Kivlan Zen (kiri) dikawal polisi usai menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum, Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (30/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi kembali menjadwalkan pemeriksaan Mayjen (Purn) Kivlan Zein hari ini, Selasa (18/6). Keterangan Kivlan rencananya akan dikonfrontasi dengan tersangka Habil Marati dan Iwan Kurniawan (HK).

Pengacara Kivlan, Muhamamd Yuntri membenarkan perihal agenda pemeriksaan tersebut. Menurutnya, agenda konfrontasi keterangan akan dilakukan pada Selasa sore. “Ya benar (hari ini agendanya konfrontasi), sekitar jam 17.00 WIB,” kata Yuntri saat dikonfirmasi Republika.co.id, Selasa (18/6).

Baca Juga

Menurut Yuntri, keterangan Kivlan nanti akan dikonfrontasi dengan kesaksian tersangka Habil Marati dan Iwan Kurniawan. Materinya, kata dia, berkaitan dengan dugaan aliran dana untuk pembelian senjata. “Konfrontasi kesesuaian kesaksian dengan tersangka Habil Marati dan Iwan dan KZ,” kata Yuntri.

Sejak awal, jelas Yuntri, kliennya telah membantah bahwa aliran dana tersebut diperuntukkan untuk membeli senjata. Karena menurut kliennya, dana dari tersangka Habil bukan untuk rencana pembunuhan melainkan untuk aksi Supersemar.

“Semuanya sudah kami bantah, khususnya tetkait dengab aliran dana untuk pembelian senpi ilegal dan rencana pembunuhan para tokoh,” tegas dia.

Adapun pengakuan dari tersangka Iwan Kurniawan, yang mengaku disuruh Kivlan untuk menjadi eksekutor pembunuhan dan mencari senjata pembunuhan juga telah dibantah sebelumnya.   “Jika Iwan berbohong maka KZ harus dibebaskan,” kata Yuntri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement