REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) Basarnas Kota Surabaya Tholib Mahameru mengatakan sedikitnya lima perahu nelayan membantu penyelamatan saat kapal penumpang yang tenggelam di perairan Sumenep, Madura, Jawa Timur. Lima perahu nelayan itu membantu penyelamatan pertama saat Kapal Motor (KM) Arim Jaya (sebelumnya diberitakan Amin Jaya) tenggelam.
Lokasinya, tepatnya di pertengahan perairan antara Pulau Sapudi dan Pulau Giliyang, wilayah Kabupaten Sumenep, Senin (17/6). KM Arim Jaya diketahui berangkat dari Pulau Guwa Guwa (sebelumnya diberitakan Goa Goa), Kecamatan Raas, Kabupaten Sumenep, pada sekitar pukul 07.00 WIB tadi pagi, tujuan Pelabuhan Kalianget, Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur.
Kapal kecil terbuat dari kayu berukuran 3 "gross tonnage" (GT) yang dinakhodai Arim itu diinformasikan terguling setelah terhantam ombak.
"Selama satu jam pertama setelah KM Arim Jaya terguling dan kemudian tenggelam, ada lima perahu nelayan yang kebetulan berada di dekat lokasi dan segera melakukan pertolongan pertama," katanya.
Lima perahu itu, lanjut Tholib, mengevakuasi puluhan korban yang berhasil diselamatkan dari lokasi kejadian menuju ke Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Madura dan selanjutnya dibawa ke Puskesmas Dungkek untuk mendapatkan perawatan medis.
Basarnas Kota Surabaya juga mengerahkan Kapal Negara (KN) SAR 225 Widura untuk melakukan pencarian korban di lokasi kejadian, wilayah perairan Sumenep.
Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Dwi Budi Sutrisno menyebut total penumpang KM Arim Jaya yang tenggelam berjumlah 40 orang, selain dua orang Anak Buah Kapal (ABK).
"Dua orang penumpang meninggal dunia dalam kejadian ini, dan telah dievakuasi ke RSUD Sumenep, Madura," ujarnya.
Dia menandaskan, hingga mala mini, sebanyak 30 penumpang, termasuk seorang ABK, berhasil diselematkan.
"Seorang penumpang yang selamat saat ini dirawat di RSUD Sumenep, 29 orang lainnya mendapat perawatan medis di Puskesmas Dungkek, Kabupaten Sumenep, Madura," katanya, memaparkan.
Sampai sekarang petugas gabungan masih melakukan pencarian terhadap sekitar 10 korban yang masih dinyatakan hilang. "Termasuk nakhoda Arim masih belum berhasil kami temukan," ujarnya.
Dwi menegaskan prioritas utama yang dilakukan saat ini adalah mencari dan menyelamatkan para penumpang yang tenggelam. "Nanti ada penyelidikan untuk mengetahui penyebab kecelakaan," ucapnya.