Senin 17 Jun 2019 15:51 WIB

Ortu Siswa di Purwakarta Keluhkan Layanan PPDB

Orang tua siswa keluhkan pelayanan PPDB di SMA 2 Purwakarta

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Orang tua dan calon siswa berbincang dengan petugas saat sosialisasi dan simulasi pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Orang tua dan calon siswa berbincang dengan petugas saat sosialisasi dan simulasi pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Sejumlah orang tua siswa, mengeluhkan pelayanan pendaftaran peserta didik baru (PPDB) yang diselenggarakan SMAN 2 Purwakarta. Pasalnya, orang tua harus mengantre berjam-jam hanya untuk menyerahkan formulir pendaftaran. Selain itu, orang tua juga dipaksa membeli map khusus bertuliskan sekolah yang bersangkutan di koperasi.

Sumber Republika.co.id, yang merupakan ASN di lingkungan Pemkab Purwakarta, mengaku, sejak pukul 07.00 WIB sudah mengantre di SMA 2 Purwakarta. Sebab, pendaftaran telah dibuka sejak pukul 07.00 WIB dan ditutup pukul 14.00 WIB. Akan tetapi, pada hari pertama PPDB ini, pendaftar cukup membludak.

Baca Juga

"Saya saja yang datang pagi, mendapat antrean 233," ujarnya, kepada Republika, Senin (17/6).

Akan tetapi, yang lebih menyesakan dada, ketika nomor antrean sudah didapat, orang tua harus mengantre lagi. Sebab, panitia secara mendadak memberitahukan soal persyaratan lain yang harus dipenuhi.

Yaitu, soal map, formulir pendaftaran dan materai 6.000 satu lembar, dengan total biaya Rp 25 ribu. Untuk membeli persyaratan itu, orang tua harus mengantre berjam-jam di koperasi sekolah. 

Seharusnya, lanjut dia, persyaratan seperti ini bisa disosialisasikan jauh-jauh hari oleh pihak panitia. Sehingga, orang tua tak perlu menunggu lama hanya untuk membeli map, formulir dan selembar materai. 

Kalaupun map yang harus disertakan itu khusus dengan tulisan nama sekolah yang bersangkutan, lanjut dia, sebaiknya diumumkan jauh-jauh hari. Supaya, anak dan orang tua bisa menyiapkannya sejak dini. Jadi, ketika pendaftaran dibuka, orang tua tak perlu lagi direpotkan dengan hal-hal seperti itu.

"Saya ini pegawai, sama seperti para panitia PPDB, coba bayangkan hanya untuk mengantre beli map, formulir dan materai dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB, belum kelar juga. Belum lagi, antre pemberkasannya," ujarnya dengan nada kesal.

Karena itu, lanjut dia, PPDB 2019 ini merupakan yang paling ribet yang pernah dirasakannya. Padahal, anaknya itu sudah ikut mendaftar secara kolektif di sekolah asalnya.

Namun, tetap saja orang tua diharuskan datang untuk pemberkasan pada saat pendaftaran. Apalagi, dalam PPDB zonasi ini, orang tua diwajibkan datang ke sekolah, untuk menghitung koordinat alamat rumahnya.

"Akhirnya saya menyerah sampai pukul 11.00 WIB, karena saya juga wajib masuk kantor. Dan, saya hanya menghabiskan waktu untuk mengantre. Pemberkasannya belum," jelasnya. 

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 2 Purwakarta, Encah Komariah, belum bisa menanggapi keluhan orang tua siswa tersebut. Republika berupaya meminta konfirmasi juga, tak ada jawaban resmi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement