Jumat 14 Jun 2019 06:02 WIB

Selain Marati dan Kivlan, Polisi: Mungkin Ada Orang Lain

Polri menyatakan Kivlan, Habil Marati, bukan dalang dan kasus masih dikembangkan.

Rep: Mabruroh/ Red: Ratna Puspita
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Muhammad Iqbal
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Muhammad Iqbal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mabes Polri membantah menyebutkan Kivlan Zein dan Habil Marati maupun Soenarko sebagai dalang upaya pembunuhan empat tokoh nasional. Menurut Polri, masih ada kemungkinan orang lain dalam rencana pembunuhan yang belum terungkap.

Kan kami sedang mengembangkan, bahwa proses penyelidikan dan penyidikan (terus) progres,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal di Mabes Polri, Kamis (13/6).

Baca Juga

Menurut Iqbal, penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan polisi bukan saja untuk membuat terang suatu peristiwa. Namun, juga harus didukung dengan bukti-bukti, petunjuk, hingga saksi-saksi. 

Untuk itu, ia mengatakan, kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat dalam rencana upaya pembunuhan para pejabat nasional ini masih sangat terbuka. Ia menambahkan, polisi masih terus melakukan pendalaman kasus dari saksi-saksi dan bukti-bukti yang telah ditemukan.  

“Dari saksi, alat bukti, transaksi, petunjuk mengenai itu akan berkembang. Penyidik merangkai ini berbicara ini-ini, itu akan terus didalami, bisa jadi berkembang (tersangka). Saya kira itu,” kata Iqbal. 

Karena itu, Iqbal membantah Kivlan dan Habil Marati merupakan dalang dari upaya pembunuhan terhadap Luhut Binsar Pandjaitan, Wiranto, Budi Gunawan, dan Gories Mere. Iqbal mengklaim Polri tidak pernah ada yang menyebutkan istilah dalang dari upaya aksi pembunuhan tersebut.

“Tidak ada statement kami, institusi kami, bahwa KZ, S, merupakan dalang, tidak ada, coba saja cek. Yang kami sampaikan ke publik itu perkembangannya,” kata Iqbal.

Selama ini, Iqbal menyatakan, polisi menerangkan perkembangan bahwa dalam aksi 21-22 Mei 2019,  terdapat dua segmen, yakni aksi damai dan perusuh. “Itu yang harus kami sampaikan, siapa yang menyerang, siapa yang merusuh, petugas kami diserang, (mobil) dibakar, dijarah, (petugas) dilukai, bahkan ada niat menghabiskan nyawa, panah beracun,” ungkapnya.

Sebelumnya, dalam konferensi pers di Kemenko Polhukam pada Rabu (12/6) kemarin, Polri menduga ada dana Rp 150 juta di balik rencana pembunuhan empat tokoh dan direktur eksekutif sebuah lembaga survei. Dana tersebut diduga dikucurkan oleh politikus PPP Habil Marati yang diberikan kepada Kivlan Zein. 

Kemudian, polisi menduga Kivlan meneruskan uang tersebut kepada HK alias Iwan untuk membeli senjata. Polisi menduga Iwan tidak sendiri. Dengan berbekal uang Rp 45 juta, dia diduga meminta Tajudin alias Udin sebagai eksekutor pembunuh.

Selain itu, penyidik menduga, Kivlan bertemu dengan Irfansyah alias Ir, Azwarmi alias Az, dan Y yang masih buron, di Pondok Indah. Dengan memberikan uang Rp 5 juta sebagai uang makan dan bensin, Kivlan diduga memerintahkan mereka untuk mengintai kediaman direktur eksekutif sebuah lembaga survei, Yunarto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement