REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Peningkatan tarif pesawat menjadi salah satu sumber terjadinya inflasi indeks harga konsumen (IHK) di Kota Solo pada Mei 2019. Inflasi Kota Solo pada Mei 2019 tercatat sebesar 0,28 persen (mtm) atau secara year on year sebesar 2,75 persen.
Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo, M Taufik Amrozy, mengatakan, inflasi IHK Kota Solo pada Mei 2019 relatif terkendali. Sebab, inflasi Mei 2019 lebih rendah dibandingkan inflasi April 2019 yang sebesar 0,68 persen (mtm).
Namun, inflasi Mei 2019 di Kota Solo lebih tinggi jika dibandingkan inflasi Mei 2018 yang sebesar 0,04 persen (mtm) dan inflasi rata-rata bulan Mei dalam tiga tahun terakhir yang sebesar 0,14 persen.
"Inflasi periode ini bersumber dari peningkatan harga pada kelompok core inflation dan administered prices di tengah meningkatnya permintaan pada bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idulfitri," jelasnya kepada wartawan di gedung Kantor Perwakilan BI Solo, Selasa (11/6).
Lima komoditas utama penyumbang inflasi di Kota Solo pada Mei 2019 yakni tarif angkutan udara yang mencatatkan inflasi 0,090 persen, tarif angkutan antarkota inflasi sebesar 0,062 persen, petai inflasi sebesar 0,060 persen, daging ayam ras inflasi sebesar 0,051 persen, serta cabai merah sebesar 0,034 persen.
Sementara itu, lanjutnya, kelompok valatile food dilaporkan mengalami koreksi harga seiring dengan terjaganga pasokan. Sejumlah komoditas kelompok volatile food bahkan mengalami deflasi.
"Lima komoditas utama penyumbang deflasi yakni bawang putih mengalami deflasi sebesar 0,131 persen, bawang merah sebesar 0,085 persen, pepaya sebesar 0,030 persen, kangkung sebesar 0,018 persen, dan buncis sebesar 0,012 persen," imbuhnya.
Dari beberapa kota di Jawa Tengah yang dihitung inflasi IHK, Kota Solo menduduki peringkat keempat. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Purwokerto sebesar 0,48 persen, disusul Kota Semarang sebesar 0,36 persen dan Kota Tegal sebesar 0,3 persen.
Ikuti Whatsapp Channel Republika