Selasa 11 Jun 2019 07:13 WIB

BNPB Kirim Logistik Seberat 1 Ton ke Kendari

BNPB menggunakan pesawat kargo dan helikopter untuk salurkan logistik ke Kendari

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Hasanul Rizqa
Personel Basarnas Kendari mengevakuasi korban banjir bandang di wilayah terisolir yang terjebak di atap rumahnya di Desa Tanggawuna, Konawe, Sulawesi Tenggara, Minggu (9/6/2019).
Foto: Antara/HumasSAR
Personel Basarnas Kendari mengevakuasi korban banjir bandang di wilayah terisolir yang terjebak di atap rumahnya di Desa Tanggawuna, Konawe, Sulawesi Tenggara, Minggu (9/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengirim bantuan logistik seberat 1.086 kilogram ke Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Selain itu, BNPB juga menyalurkan bantuan berupa dana senilai Rp 218 juta.

"Untuk mempercepat pengiriman bantuan logistik, BNPB mengirimkan bantuan logistik menggunakan pesawat kargo," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangannya, Senin (10/6).

Baca Juga

Dia menjelasakan, pihaknya telah mendistribusian bantuan ke sejumlah titik yang terdampak banjir di Sulawesi Tenggara. BNPB menggunakan helikopter agar bantuan segera tiba dilokasi.

Sutopo menuturkan, BNPB juga telah menggabungkan logistik yang bersumber dari sejumlah pihak, seperti Kementrian Sosial (Kemensos) dan Palang Merah Indonesia (PMI).

"Bantuan dari Kemensos dan PMI bantuan berupa family fit 200 kg, hygiene kit 200 kg, baby kit 200 kg, selimut 400 lembar, jas hujan 100 lembar, rompi 100 unit dan matras 100 lembar," kata dia memperincinya.

Sutopo menjelaskan, wilayah terdampak banjir di Sulawesi Tenggara terparah adalah Kabupaten Konawe. Menurutnya, banjir dipicu oleh curah hujan tinggi mengakibatkan 36 jiwa mengungsi dan 240 terdampak.

Bupati Konawe, telah menetapkan status tanggap darurat terhitung lima Juni hingga 11 Juni 2019. Selain itu, Sutopo menjelaskan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Konawe telah melakukan upaya penanganan darurat dan pendataan lapangan.

Sutopo menambahkan, berdasarkan laporan BPBD, seorang bayi berusia empat hari meninggal dunia akibat terdampak banjir dikawasan tersebut. BNPB disebutnya akan ikut menelusuri penyebab kematian bayi tersebut.

"BNPB masih membutuhkan klarifikasi lebih lanjut penyebab kematian bayi tersebut," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement