REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan Tim Densus 88 Antiteror sedang mendalami keterkaitan pelaku bom bunuh diri di Pos Pantau Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah RA dengan sel tidur teroris lain. Pendalaman tersebut setelah kepolisian mendapatkan pengakuan RA.
"Memang dia tidak terafiliasi dengan kelompok teroris yang terstruktur, tapi dia berkomunikasi dengan sleeping cell yang lain, itu sedang didalami," kata Brigjen Dedi, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat.
Menurutnya, hal itu diketahui dari pengakuan RA. Menurut Dedi, kondisi kesehatan RA kini cukup stabil dan penyidik Densus sudah meminta sedikit keterangan darinya.
Dari pengakuannya, diketahui bahwa RA pernah bertukar pengalaman merakit bom dengan sesama lone wolf atau pengikut kelompok teroris yang berjuang sendiri. Selain itu, pelaku mengaku bahwa ia belajar merakit bom secara otodidak dari internet.
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo (tengah)
Dedi mengungkapkan bahwa RA membaiat dirinya ke kelompok teroris ISIS dengan menggunakan akun media sosial Facebook milik RA. "Dia membaiat diri dengan akun Fb-nya langsung ke ISIS. Sedang didalami jaringan komunikasi pelaku di akun FB," katanya lagi.
Dari hasil penyidikan, diketahui bahwa ponsel milik RA telah dirusak, sehingga menghambat proses penyidikan di laboratorium digital forensik.
Sebelumnya terjadi peristiwa bom bunuh diri di Pos Pantau Lalu Lintas Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah pada Senin (3/6) sekitar pukul 22.45 WIB. Awalnya ada seorang tak dikenal menggunakan kaos berwarna hitam, celana jeans serta memakai headset berjalan menuju Pos Pantau Tugu Kartasura.
Orang tersebut duduk di trotoar di depan pos. Lalu, sepuluh menit kemudian terjadi ledakan di depan pos yang mengakibatkan orang tersebut luka-luka.