Rabu 05 Jun 2019 09:40 WIB

Khatib Ajak Masyarakat di Bali Kembali Bersatu Pascapemilu

Umat Islam di Bali menunaikan Shalat Id di lapangan depan kantor Gubernur Bali

Muslim Bali
Foto: Republika/Fitria Andayani
Muslim Bali

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Khatib M Ghazi Habibullah mengajak umat Islam di Pulau Dewata memaknai Idul Fitri 1440 Hijriah untuk kembali bersatu. Ia juga meminta masyarakat Bali tidak terpecah-belah setelah melewati perhelatan demokrasi Pemilu 2019.

"Kita harus kembali bersatu, harus kembali membangun negeri ini bersama-sama menuju cita-cita kemerdekaan, yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," katanya di sela-sela menyampaikan khutbah Idul Fitri di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, Rabu (5/6).

Baca Juga

Pemilu, ujar dia, sesungguhnya kegiatan politik yang telah rutin dilaksanakan setiap lima tahun sekali, sedangkan negara telah mempunyai perangkat-perangkat untuk mengatur semuanya dengan baik.

"Jadi tidak ada kamus pecah-belah lagi karena semuanya sudah ada perangkatnya. Kalau tidak demikian, kacau negara ini," ucap Habibullah yang juga pengajar di SMA Muhammadiyah 1 Denpasar itu.

Terkait dengan sengketa Pemilu Presiden yang kini ditangani oleh Mahkamah Konstitusi, Habibulah meminta umat Islam juga harus menerima apapun nanti keputusannya. "Saya kira umat Islam sudah dewasa sehingga harus menghormati aturan-aturan agamanya dan aturan negaranya di manapun berada," ujar pria kelahiran Pegayaman, Kabupaten Buleleng, Bali itu.

Kepada ribuan umat Islam yang memenuhi Lapangan Puputan Margarana itu, Habibullah juga mengajak mereka untuk kembali pada hati nurani setelah melewati puasa Ramadhan selama sebulan penuh.

"Dengan kembali ke hati nurani sendiri yang serasi dengan wahyu ilahiah dengan jalan senantiasa mendengarkan dan mengindahkan bisikan lembut dan suara halusnya, maka kita akan selalu memilih keagungan dan menolak kerendahan," katanya.

Dengan kata lain, kata dia, umat Islam hendaknya memilih semua yang baik dan menolak semua yang buruk, yang tidak sesuai dengan bisikan hati nurani, tidak selaras dengan ajaran Islam.

"Dengan kesucian inilah kita bisa rindu kembali kepada Sang Pencipta. Dengan kesucian ini kita bisa kembali beribadah dengan baik, melakukan hal-hal yang baik bagi negara dan bangsa, ikut membangun negara ini sehingga menjadi bahagia dan makmur," ucap Habibullah.

Umat Islam di daerah itu menunaikan Shalat Id di lapangan yang berlokasi di depan Kantor Gubernur Bali itu, dengan imam Ustadz Masduki. Shalat Id berlangsung dengan lancar dan khusyuk.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement