Selasa 04 Jun 2019 12:50 WIB

Kota Bandung Siapkan Operasi Simpati Pendatang Usai Lebaran

Disdukcapil Kota Bandung akan antisipasi kehadiran pendatang lewat Operasi Simpati

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Christiyaningsih
Urbanisasi, industrialisasi, dan perkembangan ekonomi mendorong pertambahan penduduk di perkotaan (ilustrasi).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Urbanisasi, industrialisasi, dan perkembangan ekonomi mendorong pertambahan penduduk di perkotaan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Momentum Lebaran biasanya dimanfaatkan oleh para perantau untuk kembali ke kampung halaman. Namun saat kembali ke perantauan, ada fenomena perantau tersebut membawa saudaranya untuk mengadu nasib ke kota besar. 

Fenomena ini juga terjadi di Kota Bandung sebagai salah satu kota metropolitan dengan arus urbanisasi yang cukup tinggi. Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung Siti Wahyuni menyebut Kota Bandung akan mengantisipasi pendatang yang masuk ke Kota Bandung setelah Lebaran.

Baca Juga

Menurutnya Disdukcapil akan giat melakukan operasi simpati. Operasi simpati ini berlangsung di tiga titik kedatangan kaum urban Kota Bandung seperti terminal, stasiun, dan bandara. Pihaknya akan mengecek kelengkapan identitas pendatang yang masuk ke Kota Bandung.

“Untuk kenyamanan perjalanan, kami mengimbau kepada para pemudik untuk selalu membawa kartu identitas berupa KTP,” pesan Siti.

Menurut data Disdukcapil Kota Bandung, jumlah pendatang di Kota Bandung pada 2018 lalu ada di angka 51 ribu orang. Siti mengimbau kepada pendatang untuk melengkapi persyaratan administrasi kependudukan seperti membuat Surat Keterangan Tinggal Sementara.

“Bisa melalui aplikasi E-Punten untuk mendapatkan surat keterangan tinggal sementara,” ujar Siti.

Menurutnya Kota Bandung adalah kota terbuka bagi siapa saja yang ingin mengadu nasib namun harus memenuhi persyaratan. “Merantau perlu dibarengi dengan kompetensi. Kompetensi di sini bertujuan agar orang yang merantau jelas. Untuk keperluan kerja, berusaha, atau ada juga yang keperluannya pendidikan seperti kuliah. Itu sudah jelas,” ujar Siti dalam siaran persnya yang diterima Republika.

Dia juga mengimbau kepada perantau yang akan kembali ke Kota Bandung untuk tidak membawa anggota keluarga ke Kota Bandung. Ia meminta jika ada pendatang hendaklah sudah jelas maksud dan tujuannya sehingga tidak menjadi pengangguran di kota kembang.

“Jadi jangan merantau untuk coba-coba. Begitu sampai di kota besar, bingung hendak melakukan apa,” sambungnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement