Senin 03 Jun 2019 23:39 WIB

Patung Suro dan Boyo Diharapkan Tarik Wisatawan Mancanegara

Patung Suro dan Boyo memiliki tinggi 25,6 meter.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja menyelesaikan pembangunan patung Suro dan Boyo di Taman Surabaya, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (13/4/2019).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Pekerja menyelesaikan pembangunan patung Suro dan Boyo di Taman Surabaya, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (13/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan icon baru Kota Pahlawan berupa patung Suro dan Boyo di Taman Suroboyo, Kecamatan Bulak, Surabaya, Rabu (29/5). Patung tersebut merupakan kado dari BUMN bidang kepelabuhanan Pelindo III, menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-726 Kota Surabaya, pada 31 Mei.

Risma berharap, patung tersebut bisa mengundang wisatawan mancanegara, demi meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir. "Sudah lama sekali saya punya mimpi ini. Patung ini tidak hanya bisa dilihat dari darat saja tapi bisa dari laut jadi maka dari itu patungnya harus tinggi supaya bisa terlihat,” kata Risma.

Baca Juga

Risma menjelaskan untuk menaikkan perekonomian warga Kota Surabaya tidaklah mudah. Karena itu, pihaknya terus berinovasi menciptakan sesuatu yang baru di setiap tahunnya, agar wisatawan tertarik datang tidak hanya sekali. Sebab, Surabaya tidak mempunyai pemandangan yang elok dan tidak punya kekayaan alam.
 
“Jadi tiap tahun harus ada yang baru di kota kita ini, karena jika tidak ada yang baru orang tidak mau lagi datang. Oleh karena itu saya mencoba tiap tahun ada sesuatu yang baru. Supaya Surabaya menjadi destinasi tujuan wisata,” ujarnya.
 
Patung setinggi 25,6 meter ini, dibangun mulai 26 Februari 2019 dan selesai pada 10 Mei 2019. Memiliki diameter 15 meter, patung ini berdiri kokoh di area Taman Suroboyo yang memiliki luas 11.900 meter persegi. Risma yakin, dengan diresmikannya patung Suro dan Boyo tersebut, suatu saat Surabaya akan menjadi salah satu destinasi wisata mancanegara.
 
Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya Ery Cahyadi menyampaikan, selama proses pembangunan patung ini beberapa kali sempat mengalami revisi. Diantaranya, revisi terkait bentuk anatomi kaki, sirip, ekor dan wajah Suro dan Boyo.
 
“Karena demi mengejar kesan realistis tampilan, nanti kita akan beri plaza untuk spot foto agar menarik. Nanti plazanya yang akan berputar agar bisa digunakan untuk spot foto pengunjung. Nanti plaza tersebut akan kami sinergikan dengan jembatan,” kata Ery.
 
Ery menyebut, pengembangan wisata di kawasan pesisir Surabaya akan terus dilakukan. Dalam waktu dekat, pihaknya juga berencana untuk merealisasikan pembangunan Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) yang terkoneksi antara Taman Suroboyo dan Sentra Ikan Bulak (SIB).
 
“Tidak hanya itu, nanti kami akan terus memperindah dengan menambahkan air mancur, supaya lebih cantik. Khususnya di wilayah pesisir ini agar menjadi daya tarik wisatawan berkunjung ke Kota Surabaya,” kata dia.
 
Direktur Utama Pelindo III Doso Agung mengatakan, patung karya seniman Bali, I Wayan Inten itu dibangun 3 bulan di Bali. Lalu, dikirim dalam bentuk potongan-potongan yang diangkut melalui peti kemas ke Surabaya untuk proses penyelesaiannya. Kawasan di sekitar patung juga dibangun menjadi Taman Bulak seluas 4.000 meter persegi yang ditanami berbagai jenis tumbuhan sebagai penyeimbang ekologi kota.
 
Dalam konsep yang dikembangkan Pemerintah Kota Surabaya, Kawasan Wisata Kenjeran akan menjadi destinasi wisata yang terintegrasi. Patung yang dibangun Pelindo III akan menjadi ikon, Taman Bulak akan menjadi ruang publik yang asri dan terintegrasi dengan Sentra Ikan Bulak dan Kampung Nelayan.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement