Jumat 07 Jun 2019 00:45 WIB

Menyempurnakan Wisata di Pekalongan dengan Belanja Batik

Sejak interchange toll rampung, pemudik lebih mudah mengakses Pasar Grosir Setono.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Suasana di Pasar Grosir Sentono, Pekalongan. Sepekan menjelang Lebaran, pusat grosir ini sudah ramai dikunjungi pemudik.
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Suasana di Pasar Grosir Sentono, Pekalongan. Sepekan menjelang Lebaran, pusat grosir ini sudah ramai dikunjungi pemudik.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Berkunjung ke Pekalongan tidak lengkap rasanya jika tidak mencoba menginjakkan kaki di sentra-sentra batik. Sebagai wilayah dengan sebutan Kota Batik, Pekalongan menghadirkan ragam motif batik yang sudah diolah dalam berbagai potongan. Dari kemeja, celana hingga baju pesta perempuan batik, tersedia dalam kota ini. 

Salah satu sentra batik yang patut dikunjungi adalah Pasar Grosir Setono. Lokasinya terbilang strategis, karena berada tepat di pintu keluar Tol Pekalongan. Berbeda  dengan tahun lalu yang masih bersifat fungsional, Gerbang Tol (GT) Pekalongan tahun ini sudah dapat diakses secara maksimal oleh pengguna Tol Trans Jawa. 

Baca Juga

Pasar Grosir Setono kerap disebut sebagai surga belanja batik Pekalongan. Ratusan kios menjajakan banyak pilihan untuk para pengunjung. Tidak hanya ragam motif, pakaian dengan variasi bahan juga dapat ditemukan di sini, mulai dari berbahan katun hingga sutera. 

Pasar Grosir Setono biasa buka dari pukul 08.00 WIB hingga 21.00 WIB. Tapi, sepanjang bulan Ramadhan, waktu tutup kerap dipercepat menjadi pukul 17.00 WIB. 

Menurut pantauan Republika.co.id, Ahad (2/6) siang, lebih dari 50 mobil sudah terparkir di Pasar Grosir Setono. Mobil pelat B (Jakarta dan sekitarnya) serta D (Bandung dan sekitarnya) mendominasi, meski masih terlihat pelat kendaraan daerah sekitar, yakni G. 

Salah seorang penjual, Isti, menyebutkan, pengunjung sudah mulai memadati pusat grosir sejak awal Ramadhan. Bahkan, pada pekan pertama puasa, tokonya, Batik Halus Putri Mia & Sekar Annisa, menjual sekitar 100 pcs baju batik. "Banyak yang memesan untuk seragam keluarga," ujarnya ketika ditemui. 

Penjualan sempat menurun pada pekan berikutnya. Tapi, sepekan menjelang Lebaran, Isti menilai, penjualan semakin membaik. Minimal, setiap harinya, ia dapat menjual 20 hingga 50 pcs dengan rata-rata harga jual Rp 65 ribu sampai Rp 100 ribu per pcs. 

Dibandingkan tahun lalu, Isti menyebutkan, tingkat penjualan pusat grosir tahun ini sudah semakin membaik. Sebab, interchange toll telah rampung, memudahkan pemudik dari arah Jakarta dan Jawa Barat untuk menyisihkan waktu ke Pasar Grosir Setono. 

Variasi dan harga terjangkau inilah yang menjadi alasan utama Annisa (29 tahun) ke Pasar Grosir Setono. Setiap mudik dari Jakarta menuju Kota Pekalongan, kampung kedua orang tuanya, Annisa selalu mampir ke pasar grosir tersebut. 

Pada musim mudik tahun ini, Annisa bahkan turut mengajak keluarga besarnya untuk berbelanja batik. Menurutnya, batik menjadi oleh-oleh yang wajib dibeli saat datang ke Pekalongan. "Kalau nggak ke sini (Pusat Grosir Setono), rasanya nggak lengkap," ucapnya. 

Dikutip dari situs resmi Kota Pekalongan, Pasar Grosir Setono sudah ada sejak 15 Desember 1941. Pembangunan pusat grosir ini dilakukan untuk menampung pengusaha kecil dan menengah dalam memasarkan produksi batik di Pekalongan. Sebelumnya, pemasaran lebih banyak dilakukan di luar Kota Pekalongan. 

Selain Pusat Grosir Setono, pemudik juga bisa belanja batik di International Batik Centre (IBC). Sentra belanja batik terpadu ini berada di Jalan Ahmad Yani yang masih termasuk dalam jalan lintas Pantai Utara (Pantura). Harga yang ditawarkan bervariasi, dari murah sampai berskala premium.

Bagi pemudik yang melintas dari Jakarta, dapat keluar di GT Pekalongan untuk menjangkau IBC. Kemudian, ambil jalur ke arah Barat dan IBC berada di sebelah kiri di lintas Pantura. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement