REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Partai Amanat Nasional (PAN) dikabarkan terbelah pascapengumuman Pilpres 2019. Isu ini mencuat setelah Ketua Umum PAN ZUlkifl Hasan hadir ke istana, maupun Zulkifli Hasan yang mengucapkan selamat kepada Ma’ruf Amin.
Bagaimana sebenarnya kondisi PAN?. Berikut penjelasan Ketua DPW PAN DKI Jakarta, Eko Hendro Purnomo, yang diterima Republika.co.id.
Beberapa waktu lalu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengucapkan selamat ke Ma'ruf Amin. Tanggapan Anda sebagai politisi PAN sekaligus Ketua DPW PAN DKI Jakarta seperti apa?
Kalau hanya memberikan ucapan selamat apa lagi di bulan Ramadhan kan sah-sah saja. apalagi pak Zul (Zulkifli Hasan, red) dengan Pak Ma'ruf itu udah berteman lama sekali. Jadi jangan semua pernyataan atau apa yang diucapkan Ketua Umum PAN selalu diseret ke politik terus. Jangan semuanya dipolitisir kasihan masyarakat dan kasihan kader-kader PAN di bawah.
Tapi pertemuan Zulhas ke Jokowi terbilang masif dari mulai pasca 17 April hingga pertemuan di buka bersama hingga ke Istana Bogor. Apakah hal itu tidak menandakan PAN akan bergabung dengan Jokowi?
Lho sekarang begini ya. Orang yang mengundang kemudian wajib hukumnya bagi yang diundang datang. Jadi kalau datang berbuka puasa, ya tidak apa-apa juga. Lagi pula Pak Zul memposisikan sebagai ketua MPR. Bahkan Pak Zul juga mengundang ketua dari lembaga-lembaga tinggi dan juga Presiden dan Wakil Presiden. Sah-sah saja kok dan pertemuan di Bogor justru membahas hal yang lebih besar lagi yaitu keutuhan negara kaitan dengan kerusuhan yang terjadi paska pengumuman pilpres agar semua anak bangsa menjaga keutuhan. Itulah fungsi Ketua MPR menjahit persoalan-persoalan bangsa dikordinasikan dengan presiden
Anda pernah membahas koalisi PAN dengan Zulhas?
Saya kalau ngobrol dengan Pak Zulhas beliau selalu mengatakan kami masih tetap di Prabowo-Sandi. Masih tetap di 02 dan sebagainya. Bilamana ada pertemuan-pertemuan, ya wajar. Manusia adalah makhluk sosial. Makhluk yang saling berhubungan satu sama lain. Masa tidak boleh berhubungan dan tidak boleh komunikasi.
Kenapa sampai saat ini belum bersikap apa ada intervensi dari Amien Rais?
Saya lihat pak Zul, Pak Amien, dan semuanya batasannya masih pribadi-pribadi. Semuanya nanti harus tunduk pada keputusan di rapat kerja nasional (Rakernas). Mendengar kader-kader partai yang aspirasinya diwakilkan oleh semua Ketua DPW. Kalau belakangan ada statemen seperti ini dan itu, buat saya tidak usah terlalu ditanggapi. Tanggapinya nanti pascadiputuskan di Rakernas jadi saya tegaskan tidak ada perpecahan atau PAN terbelah paska pengumuman pilpres.
Perlu digarisbawahi bahwa koalisi kami ini tidak permanen artinya kemungkinan-kemungkinan bisa terjadi, keputusannya apakah tetap di kubu 02 atau ke 01, atau bisa jadi kita netral atau independen.
Sebagai Ketua DPW PAN DKI Jakarta bagaimana nasib PAN DKI di bawah kepemimpinan Anda?
Alhamdulilah PAN DKI yang sekarang ini menorehkan prestasi yang luar biasa pada pemilu serentak 2019,saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan masyarakat Jakarta yang mempercayai PAN sehingga masuk 5 besar dari 16 partai yang ada, Hal ini bisa dilihat dari peningkatannya yang luar biasa tinggi perolehan kursi DPRD DKI Jakarta dan perolehan kursi DPR dapil DKI Jakarta.
Artinya ada peningkatan kursi yang dikirimkan PAN DKI ke DPRD DKI maupun DPR?
Jadi pada pileg 2014 lalu PAN DKI hanya mampu mengirim dua kursi untuk DPRD DKI, namun pada pemilu 2019 kali ini jauh meningkat menjadi sembilan kursi. Sebuah lonjakan yang sangat luar biasa. Bahkan bukan hanya mampu mengirim wakilnya di DPRD DKI Jakarta. PAN DKI Jakarta juga mampu menyumbangkan dua kursi untuk DPR. Padahal pada pemilu 2014 lalu PAN dapil DKI tidak memperoleh satu pun kursi DPR dari tiga Dapil yang ada.
Kabarnya Anda terpilih lagi meskipun pindah Dapil dari Jawa Timur ke Jakarta?
Iya saya terpilih lagi dari Dapil DKI I yang mencakup Jakarta Timur. Padahal seperti kita ketahui bersama banyak tokoh besar yang ikut kontestasi di Dapil Jaktim. Bahkan dapil Jaktim kerap disebut dapil 'neraka'. Alhamdulilah ini kali ketiga saya dipercayakan masyarakat menjadi anggota DPR.
Artinya hasil ini membantahkan penilaian sejumlah orang Anda kurang mampu memimpin PAN DKI?
Di awal-awal kepemimpinan saya di PAN DKI memang sempat muncul kekhawatiran di sebagian kalangan internal maupun eksternal PAN akan kemampuan Eko Patrio untuk menjinakkan Jakarta, dan itu wajar buat saya karena memang petarungan politik di Jakarta itu keras. Termasuk ketika saya berpindah Dapil dari Jatim ke Jakarta. Akan tetapi melalui pileg 17 April lalu dan seiring telah selesainya rekapitulasi KPU DKI Jakarta, sejarah telah mencatat 2019 PAN DKI mampu menjadi lebih baik lagi. Kesuksesan ini tentunya berkat kerja sama yang baik dan kerja keras pengurus, kader dan para caleg. Dan yang tidak dilupakan support yang luar biasa besar dari DPP PAN di bawah kepemimpinan Pak Zulkifli Hasan.
Meskipun anda sibuk mengurusi PAN DKI anda juga disibukan untuk membantu DPP PAN?
Saya tuh kalau yang minta Ketum nggak bisa nolak, karena Pak Zul itu orang yang selalu memberikan kesempatan kepada yg muda-muda untuk tampil makanya saat saya diberikan amanat oleh Ketum, saya akan lakoni semaksimal mungkin dan akan bertanggung jawab, termasuk saat untuk membesarkan PAN DKI dan PAN secara nasional.
Keputusan yang krusial anda selalu dilibatkan termasuk jargon bela rakyat bela umat katanya anda yang buat?
Saya bila memberikan pandangan dan masukan ke Ketum sikap saya selalu obyektif tidak sekedar Ketum senang, walaupun awal-awal Ketum kaget juga kesannya kaya ngelawan Ketum hehe... Contoh seperti jargon PAN yang awalnya menjahit kembali merah putih, yang ngotot saya harus diperbaharui menjahit kembali merah putih bagus untuk branding Ketum tapi untuk partai belum pas, makanya diubah menjadi Pro Rakyat Pro Umat, dan melalui perenungan bersama menjadi Bela Rakyat Bela Umat.