Ahad 26 May 2019 12:52 WIB

Perbedaan Tekanan Udara Australia-NTT Picu Angin Kencang

Angin kencang masih akan melanda NTT hingga tiga hari ke depan.

Kapal nelayan Larantuka berlayar di perairan Flores, NTT untuk memancing ikan Cakalang
Foto: Prayogi/Republika
Kapal nelayan Larantuka berlayar di perairan Flores, NTT untuk memancing ikan Cakalang

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan angin kencang telah melanda Nusa Tenggara Timur beberapa hari terakhir ini. Menurut BMKG, perbedaan tekanan udara yang cukup siginifikan antara Australia dengan Nusa Tenggara Timur (NTT), telah menjadi pemicu terjadi angin kencang di wilayah itu.

"Selain karena posisi matahari sekarang di belahan bumi utara (BBU), yang berarti tekanan di utara akan lebih rendah dibandingkan tekanan di belahan bumi selatan (BBS) sehingga angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah," kata forcaster dari BMKG Stasiun El Tari Kupang, Wisnu Wardhana di Kupang, Ahad.

Baca Juga

Menurut dia, saat ini kecepatan angin maksimum yang terukur di kantor BMKG berkisar antarar 18 hingga 22 knot. Berdasarkan pola streamline yang ada, perbedaan tekanan udara antara Australia (1024 mb) dan NTT (1012 mb) cukup signifikan.

"Hal inilah yang menyebabkan angin terasa kencang di NTT," katanya.

Kondisi ini, menurut Wisnu, telah berdampak pula terhadap peningkatan tinggi gelombang yang terjadi di hampir seluruh wilayah perairan laut NTT. Gelombang setinggi dua meter berpotensi terjadi di wilayah perairan laut Sawu, perairan Selatan Pulau Sumba, Laut Timor Selatan NTT, dan Samudera Hindia Selatan NTT.

Sementara itu, gelombang setinggi 2,5 meter hingga tiga meter berpotensi terjadi di perairan laut selatan Pulau Sumba dan Samudera Hindia selatan Nusa Tenggara Timur (NTT). Wisnu menyebutkan bahwa kAondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga tiga hari ke depan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement