Senin 27 May 2019 12:39 WIB

Bantu Korban Rusuh 22 Mei, Jokowi Peduli Sosial

Relawan berharap tak adalagi kerusuhan seperti 22 Mei.

Red: EH Ismail
Presiden Joko Widodo (kanan) menerima pedagang kaki lima yang menjadi korban penjarahan saat aksi 22 Mei, Abdul dan Ismail di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (24/5/19).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kanan) menerima pedagang kaki lima yang menjadi korban penjarahan saat aksi 22 Mei, Abdul dan Ismail di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (24/5/19).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Relawan Jokowi menilai upaya Joko Widodo membantu korban kerusuhan 22 Mei merupakan upaya meningkatkan kepedulian sosial. Upaya tersebut harus memotivasi masyarakat negeri ini untuk peduli sesama dan melawan segala upaya pelanggaran hukum.

“Kami mendukung aksi ini, karena merupakan upaya mencegah masyarakat jatuh ke jurang kemiskinan,” ujar Ketua umum Komunitas Penggerak Ekonomi Rakyat Jokowi-Ma'ruf Amin (Koper Jomin) H Ayep Zaki dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu (25/5).

Pihaknya mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo dalam memberikan bantuan pada para korban kerusuhan 22 Mei. Langkah yang di ambil Jokowi tersebut sudah tepat. Zaki menegaskan, bantuan yang diterima oleh para pedagang korban kerusuhan 22 Mei dua hari yang lalu adalah cermin keberpihakan Jokowi pada masyarakat luas terutama mereka yang terdampak peristiwa kerusuhan . 

Zaki berharap, peristiwa kerusuhan 22 Mei tak akan terulang lagi karena dampak yang di timbulkan jelas jelas merugikan masyarakat, bangsa dan negara. "Mudah-mudahan kedepan bangsa Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi terlebih dengan terpilih pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin," demikian tegas Zaki.

Sebelumnya, Jokowi mengundang 2 pemilik warung yang dijarah perusuh tanggal 22 Mei lalu ke Istana negara. Mereka adalah Abdul Rajab dan Ismail. Keduanya diundang oleh Presiden setelah mengetahui kejadian yang mereka alami dari berbagai pemberitaan media massa.

Abdul Rajab (62) yang membuka kios di kawasan Agus Salim, Jakarta Pusat, kepada para jurnalis mengaku mengalami kerugian kurang lebih Rp30 juta setelah kejadian beberapa waktu lalu.

"Pas malam itu massa dihalau aparat, mereka lari sambil menjarah. Pecah-pecahin warung pedagang kaki lima," ujarnya.

Dirinya juga menceritakan bahwa ia tidak menyangka dapat dipanggil bertemu dengan Presiden dan memperoleh bantuan. Ia juga mengutarakan akan segera kembali membuka usaha setelah bantuan tersebut diterima.

Sementara Ismail (68), selain mengalami penjarahan barang dagangannya, ia juga mengaku kehilangan sejumlah tabungannya. Total kerugian dari kejadian tersebut diperkirakan berada di kisaran Rp20 juta.

"Alhamdulillah ada sumbangan dari Bapak Presiden. Ketemu Bapak Presiden (mengucap) banyak terima kasih," ujar Ismail dan Abdul Rajab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement