Jumat 24 May 2019 20:27 WIB

Peneliti LSI: Kaderisasi Golkar Berjalan

Golkar dinilai bukan sebagai partai yang mengandalkan figur saat pemilu.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Partai Golkar
Foto: ANTARA
Partai Golkar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar kembali masuk menjadi tiga partai yang mendapatkan suara tertinggi pada pemilu. Menurut peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Rully Akbar, Golkar bisa konsisten mendapatkan suara tinggi karena kaderisasinya baik.

"Golkar adalah salah satu partai yang punya jejaring massa dan sistem kaderisasi yang paling baik," ujar Rully saat dihubungi, Jumat (24/5).

Baca Juga

Ia berkata demikian karena melihat partai yang identik dengan warna kuning itu pernah menjadi partai yang berkuasa selama 32 tahun. Ditambah lagi, partai tersebut pernah menjadi partai juara pascareformasi, masa ketika tokoh partainya dijatuhkan oleh rakyat.

"Partai Golkar pernah menjadi partai berkuasa selama 32 tahun dan pernah menjadi partai juara pascareformasi," terangnya.

Berdasarkan hasil rekapitulasi, perolehan suara Partai Golkar pada Pemilu 2019 mencapai 17.229.789 atau 12,31 persen. Angka tersebut didapatkan meski beberapa kader atau tokoh partainya tersandung kasus korupsi selama 2014 hingga 2019.

Dua di antaranya sempat menjadi tokoh negara. Pertama, Setya Novanto yang sempat menjadi Ketua DPR RI sebelum akhirnya dibui karena kasus korupsi KTP-el berikut dramanya. Kedua, Idrus Marham yang sempat menjadi Menteri Sosial.

Rully menerangkan, isu korupsi sudah pasti mempengaruhi perolehan suara terhadap Partai Golkar. Tapi, menurutnya, Golkar adalah salah satu partai yang tidak mengandalkan figur saat mengikuti pemilu.  "Karena mereka punya organisasi partai yang kuat," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement