Jumat 24 May 2019 00:11 WIB

Aksi 22 Mei, Said Aqil: Kasihan Anak-Anak Dijadikan Tumbal

Gubernur DKI Jakarta mengonfirmasi terdapat anak di bawah umur mejadi korban.

 Suasana pemakaman salah satu korban bentrokan massa dengan polisi yang dimakamkan di TPU Karet Bivak,Jakarta, Rabu (22/5).
Foto: Fakhri Hermansyah
Suasana pemakaman salah satu korban bentrokan massa dengan polisi yang dimakamkan di TPU Karet Bivak,Jakarta, Rabu (22/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) Said Aqil Siradj merasa sedih anak-anak ikut terlibat dalam aksi 22 Mei di depan Bawaslu yang berujung ricuh. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengonfirmasi terdapat anak di bawah umur menjadi korban aksi 22 Mei.

"Kasihan anak-anak dijadikan tumbal, perempuan yang ikut terlibat dalam aksi tersebut juga kasihan," kata Said yang ditemui di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis (24/5).

Baca Juga

Menurut dia para provokator adalah pihak yang bertanggung jawab atas terlibatnya anak-anak dalam aksi tersebut. Ia juga menegaskan bahwa, perilaku anarkistis yang dilakukan oleh massa aksi kericuhan bukanlah bentuk jihad.

"Jihad itu artinya luas, yang dibutuhkan sekarang adalah jihad untuk membangun masyarakat agar maju, adil dan makmur," kata dia.

Said mengatakan, perang adalah salah satu jihad jika memang dalam kondisi perang, namun bukan untuk kondisi negara yang damai. Dia juga berharap, seluruh masyarakat menahan diri dan menjaga kesucian bulan Ramadhan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menyebutkan, jumlah korban luka-luka dalam kerusuhan demonstrasi mencapai 737 orang per Kamis (23/5) pukul 11.00 WIB. Data tersebut akumulasi dari aksi kerusuhan pada Selasa (21/5) malam hingga Rabu (22/5) malam.

"Sebanyak 737 korban kini mendapatkan penanganan kesehatan di berbagai rumah sakit di wilayah Jakarta dengan beragam diagnosis," ujar Anies di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Ia memerinci, sebanyak 93 orang mengalami luka non trauma dan 79 orang luka berat. Kemudian, 462 orang mengalami luka ringan dan 95 orang masih dalam pemeriksaan dan belum teridentifikasi luka yang dialami. Ditambah delapan orang meninggal dunia.

Anies menambahkan, para korban kebanyakan berusia 20 hingga 29 tahun sebanyak 294 orang. Sedangkan berusia di bawah 19 tahun mencapai 170 orang. "Jadi jumlah anak-anak muda cukup banyak di sini," kata dia.

Mengenai korban kebanyakan dari anak di bawah umur, Anies mengimbau orang tua menjaga anak-anaknya. Ia meminta agar mereka memastikan anak ada di rumah pada malam hari hingga waktu sahur.

"Tapi tidak membayangkan bahwa pergi ternyata berada di lokasi yang di situ ada kejadian akhirnya jadi korban. Mudah-mudahan tidak terjadi, kita jaga semua anak anak kita," lanjut dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement