REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Cuaca ekstrem berupa angin kencang disertai gelombang tinggi antara tiga sampai empat meter menghambat regu penyelamat dari Kantor SAR Ambon mencari enam anak buah kapal nelayan di perairan Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah.
"Kami sudah mengerahkan regu penyelamat dengan menggunakan Kapal Negara SAR Abimanyu sejak pukul 17:38 WIT namun belum sempat tiba di lokasi pencarian kapal ikan yang terbalik," kata Kepala Kantor Basarnas setempat, Muslimin, di Ambon, Kamis malam.
Untuk sementara waktu, KN SAR Abimanyu terpaksa berlindung di pelabuhan Tulehu, Kecamatan Salahutu (Pulau Ambon), Kabupaten Maluku Tengah sambil menunggu cuaca semakin membaik baru melanjutkan perjalanan. Awalnya Kantor Basarnas Ambon menerima informasi dari pemilik Kapal Layar Motor (KLM) Anugerah Mulia bernama La Madu pada Kamis, (23/5) sekitar pukul 17:05 WIT.
"La Madu menjelaskan kapalnya berangkat dari Ambon Kamisini sekitar pukul 06:00 WIT dengan nahkoda Andi Malik (40), Usama (20), Saidin (18), La Banjir (31), Sifa (26), serta Mas (62), untuk mencari ikan," jelas Muslimin.
Lokasi tenggelamnya kapal nelayan ini di sekitar perairan Nusalaut radial 93.28° timur dari Kantor SAR Ambon yang berjarak kurang lebih 62 Nm. Meskipun regu penyemat belum sempat tiba di lokasi kecelakaan tenggelamnya kapal nelayan tersebut, namun sudah ada laporan resmi dari pemilik kapal kalau seluruh kru kapal telah ditemukan dalam kondisi selamat oleh sebuah kapal penumpang.
"Mereka ditemukan sekitar pukul 20:15 WIT oleh sebuah kapal penumpang yang melintas dari Masohi, Ibu Kota Kabupaten Maluku Tengah tujuan Pulau Nusalaut," jelas Muslimin.
Para korban ditemukan berada di atas perahu sampan milik kapal ikan yang tenggelam itu. Selanjutnya kapal penumpang tersebut mengevakuasi keenam kru kapal ini menuju Pelabuhan Amahai, (Pulau Seram) Kabupaten Maluku Tengah.