REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas Penanganan Prasaran dan Sarana Umum (PPSU) atau Pasukan Oranye mulai membersihkan sampah serta serpihan bekas aksi 22 Mei yang ada di depan Gedung Bawaslu RI. Petugas mulai membersihkan sejak subuh.
Seperti diketahui, aksi 22 Mei meninggalkan tumpukan sampah, baik itu sampah organik maupun nonorganik. Petugas kebersihan pun mulai membersihkan sampah-sampah sejak waktu subuh.
"Kami tugasnya pukul 02.00 WIB sampai 07.00 WIB tapi baru turun subuh karena tadi masih belum memungkinkan," kata Sekretaris Kelurahan Gondangdia Gabriel Mahardika saat ditemui di Jalan MH Thamrin, Kamis (23/5).
Petugas kebersihan tersebut berjumlah 50 orang yang diterjunkan langsung oleh pihak Kelurahan Gondangdia. Tidak hanya kawasan depan Bawaslu, mereka juga membersihkan puing yang ada mulai dari Gedung Sarinah hingga depan Kantor Kemenko Kemaritiman.
Para pasukan oranye tersebut membersihkan puing dan sampah dengan menggunakan masker serta pasta gigi yang dioleskan di wajah. Hal itu dilakukan untuk menghindari terkena gas airmata karena sisa gas masih sangat terasa di sekitar Gedung Bawaslu.
Lebih lanjut, Mahardika mengatakan bahwa Pasukan Oranye Gondangdia sebenarnya hanya bertugas untuk membersihkan Jalan MH Thamrin hingga KH Agus Salim. Namun, karena aparat masih berhadapan dengan beberapa massa perusuh maka jalan KH Agus Salim belum dibersihkan.
"Saya tidak berani juga karena takut anak-anak kenapa-kenapa, jadi ke sini dulu," ujarnya.
Mahardika menjelaskan saat ini mereka terpaksa bekerja lebih dari jam yang ditentukan karena jumlah puing dan sampah yang sangat banyak. "Banyak sekali, tidak tahu sampai jam berapa. Dikerjain dulu saja," kata Mahardika.
Dari pantauan, selain pasukan oranye Gondangdia, Dinas Kebersihan DKI Jakarta juga menurunkan petugasnya dan lebih dari 20 truk pengangkut sampah. Selain itu, Pasukan Biru (Dinas Sumber Daya Air/SDA) juga turut membantu pembersihan puing-puing sisa kerusuhan dari jalan. Berdasarkan informasi, sampah-sampah yang dibersihkan tersebut ditransitkan lebih dulu ke Monas untuk dinaikan ke truk yang lebih besar untuk selanjutnya dibuang ke TPST Bantargebang.