Jumat 17 May 2019 16:19 WIB

Anak-Anak Terdampak Kebakaran Butuh Sepatu Sekolah

Anak-anak korban kebakaran mengenakan sandal ke sekolah.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Dwi Murdaningsih
Suasana Kampung Bandan Pasca Kebakaran, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (15/5).
Foto: Republika/Haura Hafizhah
Suasana Kampung Bandan Pasca Kebakaran, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak terdampak kebakaran di Kampung Bandan membutuhkan sepatu sekolah. Dafa (11 tahun) menceritakan, pada Sabtu (11/5) lalu saat kebakaran melanda rumahnya, ia sedang bermain play station di rumah temannya.

Ketika itu, ia sedang mengisi waktu untuk menunggu berbuka puasa. Namun, kata dia, tiba-tiba ada yang teriak kebakaran. Ia pun lantas menuju rumahnya dan langsung membantu sang ibu menyelamatkan pakaiannya sendiri.

Baca Juga

"Tapi tas enggak kebawa, seragam juga enggak, cuma baju biasa saja," katanya.

Ketika waktunya untuk sekolah pada Senin, Dafa mengenakan baju sehari-harinya. Pihak sekolah memaklumi bahkan sang guru juga sempat menengok murid-murid yang memang juga terdampak kebakaran di posko pengungsian.

Keesokan harinya, orang tua Dafa membelikannya seragam sekolah untuk dipakai hari berikutnya. Sementara Rizqiyan, teman Dafa mendapatkan seragam bekas pakai dari kerabatnya.

Sepekan pascakebakaran, Dafa dan Rizqiyan bersekolah tanpa sepatu. Mereka mengenakan sandal sebagai bagian dari seragamnya untuk belajar di sekolah.

"Sepatu belum ada, kita masih pakai sandal. Kalau tas sudah ada," kata Rizqiyan yang diiyakan Dafa dan juga teman-temannya yang sedang berkumpul di sana.

Selain sepatu sekolah, buku pelajaran pun sangat mereka butuhkan. Sebab, kata Rizqiyan yang duduk di kelas V dan Dafa di kelas III, pekan depan akan diselenggarakan ujian.

Kendati di tengah pengungsian, mereka mengaku tak kehilangan semangat untuk terus sekolah. Apalagi mereka berangkat ke sekolah bersama teman-teman.

Endang (35), warga RT 11 korban kebakaran berharap bisa kembali membangun rumahnya. Apalagi, informasi yang ia dengar pada Kamis (23/5) harus meninggalkan pengungsian karena pemilik ruko juga harus beraktivitas normal melakukan jual-beli.

Namun, ia justru mendengar kabar bahwa Senin (20/5), para pengungsi sudah tak lagi membangun tenda pengungsian di ruko itu. Di sisi lain, tenda-tenda yang akan dibangun masing-masing Kepala Keluarga (KK) belum disediakan.

"Harus diberesin tempatnya, rumahnya yang kebakaran, katanya akan dikasih tenda, tapi saya nunggu belum turun tendanya," ungkap Endang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement