Kamis 16 May 2019 15:08 WIB

BIPA UMM Lakukan Kegiatan Kemanusiaan

BIPA UMM melakukan kegiatan berbagi kepada sesama di Panti Asuhan Putri Aisyiyah.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Mahasiswa dari Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Universitas  Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan kegiatan kemanusiaan di Panti Asuhan  Putri Aisyiyah, Dau, Malang.
Foto: Humas UMM
Mahasiswa dari Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan kegiatan kemanusiaan di Panti Asuhan Putri Aisyiyah, Dau, Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sekelompok mahasiswa dari Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dari berbagai negara melakukan kegiatan kemanusiaan di momen Ramadhan. Salah satunya dengan berbagi kepada sesama di Panti Asuhan Putri Aisyiyah, Dau, Selasa (14/5) sore lalu.

Kepala UPT BIPA UMM, Arif Budi Wurianto, menerangkan kegiatan filantropi ke Panti Asuhan dan ke beberapa tempat khusus lain nantinya, sebagai bentuk usaha BIPA UMM untuk melakukan diplomasi kemanusiaan. Yakni mempererat hubungan negara asal mahasiswa asing melalui kegiatan berbagi atau kemanusiaan. Sebab, nilai-nilai kebaikan itu sifatnya universal.

Baca Juga

Di Indonesia, sambung Arif, salah satu sikap yang menonjol itu gotong royong. Budaya ini bisa diartikan juga dengan berbagi. “Kebetulan, baru terselenggara tahun ini, di Ramadhan ini, melalui kegiatan buka bersama. Sejauh ini baru di panti asuhan Aisyiyah,” kata Arif melalui keterangan yang diterima Republika.co.id.

Kegiatan tersebut juga dapat dimaknai sebagai cara mendekatkan kepada masyarakat. Dengan kata lain, mengenalkan kepada masyarakat sebuah pergaulan internasional. “Anak yatim juga kita perkenalkan sebuah wawasan global karena mereka mendapat kesempatan untuk berkomunikasi dengan orang-orang asing dari banyak negara,” ungkap Arif.

Selain itu, kata Arif, kegiatan ini juga bersifat rekreatif. Kegiatan ini dimaksudkan agar para mahasiswa BIPA UMM tidak jenuh belajar di kelas. Mereka bisa keluar kelas untuk mengunjungi tempat khusus. Tidak hanya sebagai tempat untuk berbagai, tapi juga wadah menjalin sebuah komunikasi yang berkesetaraan.

Menurut Arif, bantuan yang diberikan tidak hanya yang bersifat intelektual, seperti pembelajaran bahasa. Pembelajaran ini dilakukan agar mahasiswa BIPA tidak hanya mengenal budaya dan wisata. Lebih dari itu, mahasiswa juga memahami dinamika sosial yang ada di sekitar tempat mereka tinggal selama belajar budaya dan bahasa.

Mahasiswa BIPA, Vuly mengaku, antusias mengikuti kegiatan tahunan ini. Bagi mahasiswa asing Muslim, kegiatan ini menarik karena mereka menemukan pengalaman tak biasa. Bagi non-Muslim, pengalaman buka bersama dengan masyarakat lokal sebagai pembelajaran keragaman.

 

Vuli mengaku senang karena bisa melihat bagaimana panti asuhan di Indonesia. Mulai dari sistemnya, jadwal pelajarannya dan kegiatan yang mereka lakukan. "Selain itu, saya menjadi tahu karena melihat langsung bagaimana tradisi orang Indonesia ketika berbuka puasa,” ungkap mahasiswa asal Mesir ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement